Sabtu 28 Apr 2012 05:39 WIB

Tahun Lalu, Jepang Nyaris Diinvasi 425 Kali !

Pesawat tempur Pasukan Bela Diri Jepang
Foto: wareye.com
Pesawat tempur Pasukan Bela Diri Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, Berdasar data yang dirilis diam-diam pekan ini oleh Menteri Pertahanan Jepang mengungkap bahwa Cina dan Rusia menjadi biang keladi dalam catatan sejumlah besar operasi darurat oleh Pasukan Bela Diri Jepang.

Menurut laporan kantor berita Kyodo, Kamis (26/4) pesawat tempur Jepang harus meluncur 156 kali untuk merespon pesawat Cina yang mendekati teritori udaranya dalam tahun 2011. Itu adalah angka insiden tertinggi berasal dari Cina sejak Menhan Jepang rutin mengeluarkan data tersebut mulai 2001 lalu.

Tapi bukan Cina, melainkan ulah Rusia yang menaikkan rekor insiden yang tak pernah dicapai selama 20 tahun terakhir. Jet militer Rusia yang sering melintas dan dekat-dekat dengan wilayah udara Jepang, memaksa negara matahari terbit itu harus bersiaga dan melakukan aksi di udara menjaga perbatasan hingga 247 kali.

Seorang pejabat di kementrian menyatakan kepada media Jepang bahwa pesawat-pesawat asing, terutama Cina, melakukan misi jarak jauh dan terlalu dekat dengan Jepang. Peristiwa itu dianggap 'bukti peningkatan aktivitas  militer Cina' dan menimbulkan keprihatinan."Pola penerbangan akhirnya bisa dikenali dan dihalau oleh pesawat intelijen yang bekerja sangat baik," ujar si pejabat.

 

Jet-jet Cina itu terbang di sekitar kepulaua Nansei, terletak di sekitar Laut Cina Timur dan di atas Okinawa di mana instalasi militer Amerika Serikat berbasis. Namun aksi sedikit agresif Cina itu sepertinya tidak terlalu menggangu Jepang. Pemerintah Jepang mendekati kesepakatan dengan AS untuk mengurangi 9.000 Marinir dari Okinawa. Saat ini ada 47 ribu tentara AS yang ditempatkan di Jepang, menurut Reuters.

Selain Cina dan Rusia, tak ada laporan detail lagi mengenai negara lain yang memaksa Pasukan Bela Diri Jepang untuk bersikap dalam status awas, mengingat laporan menyebut total ada 425 insiden.

Yang pasti, rilis data dari Kementrian Pertahanan Jepang, bertepatan dengan sumpah Cina terhadap teritori di sekitar wilayah Asia Pasifik. China Daily beberapa hari lalu melaporkan bahwa pasukan bersenjata secara resmi berikrar untuk 'memenuhi tugas mereka' menjaga teritori Cina di Laut Cina Selatan, yang berarti negara-negara lain di area akan menyaksikan bagaimana Cina mencoba mengambil alih kekuasaan wilayah tersebut.

Kehadiran militer Cina yang kian bertambah di Laut Cina Selatan dan ancaman yang didengungkan terhadap negara-negara perbatasan, telah membelokkan perhatian AS ke Asia Pasifik. Sebagai respon, Pentagon pun mengirim pasukan pasukan dalam jumlah terbanyak sejak Perang Dunia II.

sumber : Reuters/Kyodo
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement