REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES – Dengan mudah kongres Argentina memberikan persetujuan terhadap pengambilalihan perusahaan energi Spanyol, Kamis malam (3/5).
Sebanyak 207 anggota kongres setuju pengambilalihan tersebut. Sedangkan mereka yang tidak setujui kalah telak dengan hanya 32 suara.
Dua pekan sebelumnya, secara mengejutkan Presiden Cristina Fernandez mengumumkan pengambilalihan saham anak perusahaan minyak Repsol, YPF, sebesar 10,5 miliar dolar AS tanpa membayar uang muka.
Intervensi pemerintah terhadap perusahaan energi tersebut bertujuan untuk menjamin kecukupan energi nasional Argentina. Kecukupan kebutuhan energi tersebut juga perlu didukung oleh perusahaan sektor swasta.
Pemerintah telah membuat harga energi jauh di bawah pasar global selama hampir satu dekade. Hal itu berarti perusahaan harus menjual energi yang telah diekstrak di Argentina kepada konsumen dalam negeri terlebih dulu, meskipun kehilangan keuntungan ekspor yang lebih tinggi.
"Keputusan ini mengharuskan rakyat Argentina dan mereka yang memiliki tanggung jawab institusional di pemerintahan atau oposisi membangun YPF yang moderen, kompetitif dan selaras dengan kepentingan negara," kata Fernandez.
Spanyol dan Uni Eropa telah mengancam akan membalas pengambilalihan perusahaan terbesar di Spanyol tersebut. Spanyol menganggap kompensasi dari Argentina sangat tidak sesuai. Perusahaan pemeringkat Moody memperkirakan risiko perdagangan dengan Argentina meningkat.