Senin 07 May 2012 17:29 WIB

Apa yang Dilakukan Merkel Setelah Sarkozy Kalah?

Angela Merkel
Foto: Digitaljournal.com
Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, Ada sosok selain Nicolas Sarkozy yang ikut kalah dalam pemlu presiden Prancis. Ia adalah kanselir Jerman, Angela Merkel.

Setelah sekutu terbesar dan terkuatnya Nicolas Sarkozy turun dan dikalahkan oleh Francois Hollande, Angela Merkel layak cemas. Pasalnya agenda utama Hollande ialah menolak pakta fiskal yang telah diteken oleh Sarkozy (pakta harus diratifikasi parlemen negara masing-masing sebelum resmi diberlakukan), menentang paket penghematan dan merintis potensi kembali ke mata uang Prancis.

Tren penolakan kebijakan pengetatan ikat pinggang di zona-euro kian berkibar. Di Yunani, partai-partai yang menggelindingkan langkah itu mengalami bencana dalam hasil jajak pendapat, yang membuat partai-partai pinggiran naik daun.

Pertanyaan terbesarnya, apa yang akan dilakukan Angela Merkel saat ini? Menurut pengamat, kini hanya ada satu oposisi dan salah satu cara merespon satu  menerima air pasang dan mengakui realitas.

Gagasan 'Merkozy' dinilai sejauh ini terbukti tidak berkerja di negara manapun. Taktik penghematan yang dicetuskan sang kanselir bersama mantan sekutunya Sarkozy,, terutama lewat pemangkasan dana publik seperti pensiun dan asuransi kesehatan, cara utama untuk memerangi krisis utang dianggap gagal.

Semua negara telah melakukan itu, (Yunani, Portugal, Spanyol) tapi deifisit kian memburuk, ongkos pinjaman pemerintah kian tinggi dan ekonomi tambah terjerembab. Kini muncul seruan untuk menarapkan kebijakan pertumbuhan fiskal atau keuangan demi meningkatkan ekonomi lewat inflasi, seperti pengurangan tingkat pajak dan peningkatan stok uang. Seruang itu keluar dan menjadi keinginan orang-orang di luar Jerman.

Bila Merkel ingin mencari cara untuk mengakomodasi tuntutan ini dan juga membawa Jerman ikut serta, maka menurut satu pengamat ekonomi, Joe Wesenthal, bisa menghasilkan perubahan besar positif.

Memang opsi lain Merkel ialah bergeming, tetap meneruskan program penghematan ketat sebagai satu-satunya jalan mengatasi krisis. Bila itu menjadi pilihan, maka yang mesti diwaspadai persekutuan Franco-Bavaria, akan mudah runtuh. Pasalnya sikap dan visi Hollande sangat gamblang, dan sulit membayangkan ia akan tunduk dengan Merkel.

Konsekuensi lain, pemerintah Yunani baru yang lemah tak bisa berjalan bila keduanya gonjang-ganjing. Pasalnya, salah satu sumber terbesar dana talangan Yunani ialah Banque de France, atau Bank Central Prancis. Hasil terburuk, ekonomi Eropa akan terus merosot hingga ke dasar jurang.

sumber : Business Insider
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement