Rabu 16 May 2012 07:41 WIB

Black Box: Misi Tujuh Jam Prajurit Baret Merah

 Ketua Tim SAR Gabungan Danrem 061 Surya Kencana Kolonel Infantri AM Putranto (kanan), menerima kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 dari Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Taufik Shobri (kiri) di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Selasa (15/5).
Ketua Tim SAR Gabungan Danrem 061 Surya Kencana Kolonel Infantri AM Putranto (kanan), menerima kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 dari Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Taufik Shobri (kiri) di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Akhirnya black box Sukhoi Superjet 100 ditemukan pada Selasa pagi di punggungan Gunung Salak, Jawa Barat. Pengumuman resmi penemuan black box oleh satu tim Kopassus TNI-AD itu dilakukan malam hari karena proses pengangkutannya memerlukan waktu hingga lebih tujuh jam naik-turun gunung.

"Medannya terjal sekali. Selasa pagi kami turun ke titik dengan teknik rappeling dari helikopter TNI-AU. Kami bergerak turun sejauh 500 meter ke bawah, masih turun lagi 300 meter ke tempat kami menemukan ekor pesawat terbang yang ada alat komunikasinya, tempo hari," kata Kepala Dinas Penerangan Kopassus TNI-AD, Letnan Kolonel Infantri Taufik Shabri, dari Pasir Bogor, Jawa Barat, Selasa malam.

Tim yang menemukan, katanya, ternyata harus naik lagi 100 meter di tebing yang kemiringannya bisa sekitar 85 derajad itu. "Di atas itulah kami menemukan benda yang diduga black box itu. Kami sebelumnya mendapat gambaran, seperti apa kira-kira black box itu dari pihak yang berwenang," kata Shabri.

Setelah meyakini bahwa itu black box, katanya, tim langsung membungkus secara seksama benda itu dan membawa secara simultan dari lokasi persis penemuan. Medan yang sangat terjal memberi tantangan tersendiri bagi tim untuk membawa ke Salak 1, helipad tempat benda-benda temuan dan kantung jenasah ditempatkan sebelum dibawa ke Jakarta.

"Perlu waktu lebih dari tujuh jam tanpa henti untuk mereka bisa membawa black box itu. Naik-turun gunung berjalan kaki dan memakai teknik memanjat tebing agar misi bisa berjalan baik," kata Shabri. Itulah sebabnya maka pengumuman resmi penemuan black box itu baru dilaksanakan pada Selasa malam.

Sebagai gambaran, waktu tujuh jam lebih itu setara dengan waktu yang diperlukan pendaki untuk mencapai puncak Gunung Rinjani di Provinsi NTB dari pos awal pendakian.

Kolonel Infantri AM Putranto sebagai ketua Tim SAR Gabungan di sana mengumumkan hal itu kepada pers yang telah menunggu di Salak 1. Kotak hitam itu tidak lagi berwarna asal --oranye-- melainkan sudah gosong walau kondisinya masih lengkap.

Untuk selanjutnya black box itu akan diterbangkan ke Jakarta untuk kepentingan penyelidikan sebab-musabab kecelakaan Sukhoi Superjet 100 pada Rabu siang lalu (9/5), yang menyebabkan 45 peserta penerbangan itu berakhir tragis.

Black box terdiri dari dua instrumen utama: cockpit voice recorder yang merekam pembicaraan di dalam kokpit dan antar awak pesawat terbang, dan flight data recorder yang merekam performansi ratusan instrumen secara bersamaan di dalam pesawat terbang.

Paduan hasil pembacaan kedua instrumen itu menyumbang secara signifikan dalam rekonstruksi dan penentuan penyebab kecelakaan. Di Indonesia, KNKT adalah satu-satunya pihak yang berwenang membaca dan mengolah hasil pembacaan black box itu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement