Selasa 22 May 2012 18:40 WIB

Istanbul, Kota Impian Para Raja (1)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Istana Topkapi Istanbul, Turki.
Foto: minutetravelguide.com
Istana Topkapi Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanbal Al-Musnad)

Prediksi Rasulullah SAW mengenai kejatuhan Konstantinopel itu akhirnya benar-benar terbukti. Kamis, 26 Rabiul Awal 857 H/6 April 1453 M, pasukan tentara Muslim di bawah komando Sultan Muhammad II tiba di ibukota negara adikuasa bernama Bizantium.

Sultan pun berkirim surat kepada penguasa Bizantium yang berisi ajakan untuk masuk Islam atau menyerahkan Konstantinopel secara damai. Perang menjadi pilihan terakhir.

Namun, penguasa kota itu,  Constantine Paleologus, menolak seruan dakwah dan berkukuh tak mau menyerahkan Konstantinopel ke tangan Umat Islam. Paleologus lebih memilih jalan perang.

Pasukan tentara Bizantium dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa, siap menghadapi meriam-meriam tercanggih dan 130 ribu tentara Muslim. Lantaran tawarannya ditolak, Sultan ketujuh dari Kerajaan Usmani itu pun mulai mengobarkan semangat jihad.

Gema takbir terus membahana seiringderasnya serangan yang dilancarkan pasukan Sultan Mehmed begitu orang Barat menyebutnya ke benteng Bizantium yang kokoh.

Pertempuran hebat pun meletus. Kerajaan Ottoman dengan strategi, teknologi perang, serta kepemimpinan militer yang tangguh, dan 130 ribu pasukan akhirnya berhasil membungkam kepongahan Bizantium.

Setelah 53 hari berjibaku angkat senjata, dengan semangat jihad pasukan Sultan Muhammad akhirnya berhasil menguasai Konstantinopel. Harapan dan impian umat Islam untuk menundukkan Bizantium yang telah dirintis sejak tahun 664 M akhirnya tercapai.

Kemenangan yang tertunda selama 800 tahun itu akhirnya tiba juga. Sejak saat itu, bendera Kerajaan Usmani  berkibar di langit Konstantinopel, kota impian para raja, kaisar dan sultan. Konstantinopel pun memasuki era baru. Kota itu lalu berganti nama menjadi Istanbul yang berarti ‘kota Islam’, sekaligus menjadi ibukota Kerajaan Ottoman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement