Rabu 23 May 2012 03:54 WIB

Kunci Kebajikan

Siswa-siswa Muslim Tajik tengah belajar agama di madrasah.
Foto: Blogspot.com
Siswa-siswa Muslim Tajik tengah belajar agama di madrasah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Dr Achmad Satori Ismail

Diriwayatkan dari Jarir bin Abdillah al-Bajalli bahwa seorang laki-laki dari golongan Anshor datang kepada Rasulullah SAW membawa sejumlah emas yang memenuhi dua telapak tangannya. Ia berkata, “Emas ini aku sedekahkan fi sabilillah.” Lalu, Abu Bakar RA berdiri dan memberikan sedekah, kemudian disusul Umar RA. Tak lama, orang-orang Muhajirin berdiri dan semua bersedekah.

Rasulullah SAW tersenyum sehingga tampak kecerahan di wajahnya dan kedua pipinya. “Barang siapa yang membuat sunah (kebiasaan), baik dalam Islam, kemudian diikuti oleh orang-orang setelahnya, maka baginya pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang membuat sunah kejahatan dalam Islam dan ditiru setelahnya, maka akan mendapat dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR al-Hakim, Musnad as-Shohabah dalam Kutub Tis’ah, juz 39, hlm 108).

Laki-laki Anshor dalam hadis di atas dianggap sebagai pembuka pintu kebajikan karena mendorong para sahabat lain untuk bersedekah. Sebaliknya, kalau ada orang yang memberikan contoh kejahatan, dia akan menerima semua dosa orang-orang yang mengikutinya.

“Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS Yasiin: 12 dan an-Nahl: 25).

Qabil adalah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan di dunia. Karenanya, semua dosa pembunuhan yang dilakukan orang lain yang menirunya sampai hari kiamat akan dipikulkan atas Qabil.

Kebajikan memiliki banyak gudang sebagaimana kejahatan memiliki gudang-gudang. Di antara gudang kebajikan adalah yayasan pendidikan Islam, ormas yang memperjuangkan Islam, dan pemimpin Islami.

Bila seorang pemimpin mencontohkan kebajikan atau menyuruh rakyatnya untuk melakukan kesalehan, dia adalah kunci pembuka kebajikan yang akan mendapatkan pahala kesalehan semua orang yang mengikutinya. Betapa besar pahala para pemimpin bila saleh dan adil.

Tapi sebaliknya, bila pemimpin seperti Firaun yang mencegah orang mengikuti Nabi Musa AS apalagi mengaku sebagai Tuhan, akan ditimpakan atasnya semua dosa yang tersesat karenanya.

“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi kunci pembuka pintu kebajikan dan menjadi penutup pintu kejahatan. Dan di antara mereka ada yang menjadi kunci pintu kejahatan dan penutup pintu kebajikan. Berbahagialah orang yang dijadikan Allah sebagai pembuka kebajikan dan celakalah orang yang menjadi pembuka pintu kejahatan.” (HR Ibnu majah).

Lembaga pendidikan Islam yang mengader generasi Muslim kafah adalah gudang kebajikan karena di dalamnya terdapat guru-guru yang mengajar agama, anak santri, dan pegawai yang bekerja ikhlas. Semua orang yang terlibat dalam mengurusi lembaga seperti ini dianggap sebagai pembuka pintu kebajikan.

Semoga kita menjadi kunci pembuka gudang kebajikan dalam semua situasi dan kondisi. Aamiin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement