Sabtu 26 May 2012 06:19 WIB

'Iran tidak akan Tunduk pada Pemerasan'

    Fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran.
Foto: Sot Akbar/ISNA/AP
Fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, Khatib shalat Jumat Teheran, Ayatullah Sayid Ahmad Khatami menyinggung permintaan Kelompok 5+1 kepada Iran untuk menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya hingga 20 persen, dan menyatakan bahwa dalam hal ini Republik Islam tidak akan melakukan tawar-menawar.

 

Dalam khutbah Jumatnya (25/5) Ayatullah Khatami mengatakan, "Pokok dari permintaan Kelompok 5+1 dalam perundingan di Baghdad adalah agar Iran menghentikan aktivitas pengayaan uranium 20 persen oleh Tehran. Ini sama dengan tuntutan mereka dalam beberapa tahun terakhir ketika Uni Eropa berjanji akan menyuplai uranium yang telah diperkaya ke Iran untuk memproduksi obat-obatan radio isotop, akan tetapi mereka mengingkari janji mereka. Sekarang, berkat kerja keras para ahli dalam negeri Iran berhasil memperkaya uranium hingga 20 persen dan tidak akan melepaskannya."

Dia melanjutkan, "Iran memegang satu perspektif logis dan siap hadir di panggung politik internasional serta mengungkapkan padangannya bahwa kepemilikan teknologi nuklir untuk tujuan damai adalah hak seluruh bangsa tak terkecuali bangsa Iran."

Lebih lanjut dijelaskannya, "Barat selalu menyatakan agar kami (Iran) membangun kepercayaan, kami mengatakan bahwa Anda (Barat) telah berulang kali meninjau seluruh instalasi nuklir Iran dan tidak menemukan satu pun bukti terkait penyimpangan dalam program nuklir Iran. Rahbar (Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei) juga telah menegaskan bahwa kami tidak ingin memproduksi bom nuklir, lalu apa yang Anda inginkan? Anda yang seharusnya berusaha membangun kepercayaan."

"Dengan bahasa sederhana, bangsa Iran tidak akan tunduk pada pemerasan,'' ungkap Ayatullah Khatami tegas.

 

sumber : IRIB/IRNA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement