Sabtu 26 May 2012 08:59 WIB

Clinton: Kerusuhan Suriah Guncang Lebanon

Hillary Rodham Clinton
Foto: AP
Hillary Rodham Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan prihatin bahwa kerusuhan tak berkesudahan di Suriah "memberikan kontribusi bagi ketidakstabilan" negara tetangganya Lebanon.

Bentrokan-bentrokan bersenjata antara pendukung dan penentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir baik di kota utara Lebanon Tripoli dan ibu kota Beirut. "AS prihatin bahwa perkembangan di Suriah berkontribusi ketidakstabilan di Lebanon," kata Hillary dalam satu pernyataan.

"Kami mendorong semua pihak untuk menahan diri dan menunjukkan rasa hormat terhadap Keamanan dan stabilitas Lebanon," tambah pemimpin diplomat AS itu.

Hillary Clinton juga memperbarui seruannya kepada rezim Assad agar menerapkan enam poin rencana perdamaian yang ditengahi oleh Kofi Annan, utusan bersama PBB dan Liga Arab.

"Kami menyerukan kepada rezim Suriah untuk menghentikan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri dan sepenuhnya melaksanakan Rencana Annan," katanya.

"Rezim perlu melembagakan transisi damai dan demokratis sekarang. Kami masih tetap berkomitmen untuk Lebanon yang bersatu, stabil, berdaulat, dan mandiri," kata Hillary.

Selain bentrokan-bentrokan di Tripoli dan Beirut, kantor berita pemerintah Lebanon NNA mengatakan, 13 jamaah Syiah Lebanon diculik di Suriah utara pada saat mereka berangkat pulang dari ziarah di Iran, yang merupakan sekutu kunci Assad.

Pihaknya menuduh pemberontak Tentara Pembebasan Suriah menculik mereka. Menteri Kesehatan Lebanon Ali Hassan Khalil mengatakan peziarahnya dibebaskan pada Jumat dan tiba di Turki.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement