Selasa 29 May 2012 05:17 WIB

Tak Mau Bernyanyi, Pemain Muslim Ini Didepak

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Endah Hapsari
Striker Fiorentina, Adem Ljajic.
Striker Fiorentina, Adem Ljajic.

REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD — Asosiasi Sepakbola Serbia (FSS) mengatakan, gelandang Adem Ljajic telah diskors dari tim nasional Serbia karena tidak mau menyanyikan lagu nasional sebelum pertandingan persahabatan melawan Spanyol akhir pekan kemarin.

Hasil laga yang dihelat di St Gallen di Swiss tersebut berakhir untuk kemenangan La Furia Roja dengan skor 2-0.

FSS mengatakan, pelatih Serbia, Sinisa Mihajlovic membuat keputusan untuk mengirim Ljajic ke rumah karena tidak mematuhi aturan. Dalam kontrak yang memuat kode etik, Mihajlovic membuat kesepakatan seluruh pemain timnas Serbia wajib menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan.

Dikutip the Guardian, dari hasil auidiensi FSS dengan Ljajic, terungkap kalau pemain Fiorentina tersebut, tidak mau menyanyikan lagu "karena alasan pribadinya".  Bisa jadi penolakan pemain kelahiran 29 September 1991 tersebut lantaran karena persoalan prinsip.

Sebagaimana diketahui, Ljajic berasal dari kelompok minoritas Muslim Serbia, yang kebanyakan berasal dari etnis  Bosnia dan Albania. Diketahui, selama ini pemerintah Serbia kurang memperhatikan kelompok Muslim yang jumlahnya 3 persen lebih dari total populasi.

Pelatih Serbia Sinisa Mihajlovic menekankan, hukuman kepada Ljajic hanya bersifat sementara. “Dia bisa kembali memperkuat timnas, kalau mau mengubah pendiriannya dan berkenan menyanyikan lagu kebangsaan Serbia,” kata mantan pemain Inter Milan tersebut.

Dalam sebulan ini, Ljajic dua kali mendapat sorotan media karena ulahnya. Pada 2 Mei lalu, dia terlibat dalam insiden dengan mantan pelatih Fiorentina Delio Rossi, yang menamparnya ketika keduanya berada di bangku cadangan. Gara-gara ulah kasarnya itu, Rossi dipecat sebagai allenatore La Viola. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement