Rabu 30 May 2012 15:05 WIB

TNI AL Akui Oknumnya Bekingi Warung Remang

Rep: Ahmad Reza S/ Red: Hafidz Muftisany
  Sejumlah warga bersama Satpol PP Kota Padang membakar pondok yang diduga tempat maksiat di kawasan Bukit Lampu, Padang, Sumbar, Selasa (29/5). (Maril Gafur/Antara)
Sejumlah warga bersama Satpol PP Kota Padang membakar pondok yang diduga tempat maksiat di kawasan Bukit Lampu, Padang, Sumbar, Selasa (29/5). (Maril Gafur/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispen AL), Laksma Untung Suropati mengakui bahwa salah satu anak buahnya menjadi pelindung sebuah warung remang-remang. Pernyataan tersebut menyusul tindak kekerasan yang dilakukan sejumlah anggota Marinir TNI AL kepada wartawan  di Padang, Sumatra Barat beberapa waktu lalu.

Dia mengungkapkan, salah satu anak buahnya tersebut diketahui identitasnya, yakni dengan inisial US. "US memang membekingi warung ilegal," ungkap Laksma Untung dalam sambungan telepon kepada Republika, Rabu (30/5).

Menurut dia, kegiatan yang dilakukan US dikarenakan pemilik warung merupakan masih bagian keluarga. Karena itu, kedekatan US dengan pemilik warung remang-remang tersebut dikarenakan dasar kekeluargaan.

Namun, Mabes TNI AL menolak anggapan bahwa sebanyak 11 kesatuannya yang lain juga melakukan hal serupa dengan US. Menurut Untung, kesebelas anak buahnya tersebut tidak melakukan hal serupa dengan US.

Mereka, kata dia, hanya berada pada lokasi yang tidak bersahabat. Dalam hal tersebut, Untung menceritakan, 11 anggotanya tersebut tangah melintas di lokasi kejadian saat selesai bertugas dan bermaksud untuk pulang.

Namun, di tengah perjalanan, mereka melihat adanya kegaduhan. Bermaksud untuk menolong, namun kedatangan 11 anggota Marinir tersebut malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat. "Maksud mereka si ingin menolong. Tapi pas sampai lokasi, mereka dianggap pelindung US. Makanya cacian dan perlakuan tidak menyenangkan yang diterima," kata Untung.

Kendati demikian, pihaknya mengaku tengah melakukan pengusutan lebih lanjut. Hal tersebut dimaksud agar motif kejadian dan untuk mengetahui kesalahan apa yang dilanggar anak buahnya tersebut.

Saat ini, kata Untung, keduabelas anak buahnya tersebut tengah mendekam ditahanan. Penahanan tersebut, juga untuk mengungkapkan bukti-bukti baru mengenai sejauh mana keterlibatan anak buahnya tersebut. "12 anak buah kami sudah ditahan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement