REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA — Di saat publik dibuat heboh terkait kebijakan Real Madrid menghapus tanda salib pada logo klub, ternyata Barcelona juga sudah melakukannya lebih dulu. Pada akhir 2010, Barcelona mengumumkan telah menandatangani kontrak lima tahun bersama Qatar Foundation.
Nilai kontrak sebesar 150 juta euro alias Rp 1,76 triliun dari tahun 2011 sampai 2016. Kesepakatan kedua pihak adalah terkait pemasangan sponsor di jersey klub
Namun, surat kabar terkemuka di Spanyol, El Mundo, menuding Barcelona telah membuat kesepakatan keliru lantaran harus bekerjasama dengan ulama Yusuf al-Qaradawi. Padahal, lanjut El Mundo, Al-Qaradawi adalah seorang ulama penganjur dukungan terorisme, pembunuhan istri, dan anti-Semitisme.
Namun pihak Barcelona tidak mempedulikannya sebab mereka setiap tahunnya mendapat kucuran dana sebesar Rp 350 miliar. Selain itu, Blaugrana memungkinkan untuk memperluas pengaruh bisnisnya di seluruh Timur Tengah.
Sebelum itu, Barcelona menjual jersey resmi klub di Timur Tengah. Tapi setelah Arab Saudi mengeluh bahwa apa yang disebut Cruz de San Jorge—sebuah tanda salib merah dan putih yang membentuk bagian integral dari logo Barcelona—telah menyinggung umat Islam, maka petinggi Barcelona merevisinya.
Publik Arab marah lantaran logo tersebut membangkitkan kenangan Perang Salib abad pertengahan. Walhasil logo yang beredar di sana, dari semua kaos Barcelona tidak ada logo salib. Juara Copa del Rey 2012 tersebut patuh dengan memodifikasi gambar palang, yang menyisakan garis merah vertikal.
Adapun garis merah horizontal dihilangkan sehingga tanda salib menjadi hilang. Barcelona melakukan itu lantaran tidak ingin kehilangan pangsa pasar manis yang bisa menyediakan uang dalam jumlah tidak ternilai. Sebagai bangsa Muslim terbesar, beranikah kita meniru langkah Arab Saudi?