REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bagian Operasional Polrestabes Surabaya AKBP Ady Wibowo mengaku pihaknya terpaksa menembakkan gas air mata ke arah penonton dalam pertandingan Persebaya melawan Persija karena ada polisi yang terkepung di tribun.
"Polisi dari Brimob terkepung penonton di lorong tribun. Karena dalam keadaan terdesak, kami terpaksa menembakkan gas air mata," ujarnya kepada wartawan di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Minggu malam.
Ia mengatakan, tembakan gas air mata itu dilakukan untuk membubarkan konsentrasi massa. Akibat tembakan itu, ratusan penonton berusaha menyelematkan diri dari cairan yang dihasilkan karena sangat pedih di mata.
Tembakan polisi mengarah ke tribun ekonomi sisi selatan dan merembet ke tribun lainnya. Bahkan penonton yang duduk di kelas utama dan VIP harus merasakan pedihnya gas air mata.
"Menembak gas air mata ada teknisnya, yakni mengarah ke atas dan tidak langsung ke sasaran. Berbeda dengan tembakan senjata api," kata Ady Wibowo.
Sementara itu, pihak Persebaya belum ada yang mau berkomentar tentang kejadian ini. CEO PT Persebaya Gde Widiade yang ditemui wartawan tidak mau memberikan komentar dan meminta wartawan bersabar.
"Saya belum bisa komentar apapun. Nanti kalau saatnya saya bicara, pasti saya komentar. Sekarang saya masih belum bisa berkata apa-apa," katanya.
Laga Persebaya melawan Persija Jakarta diwarnai aksi kericuhan antara Bonek Mania dengan aparat kepolisian seusai pertandingan di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, berakhir, Minggu petang.
Pendukung tuan rumah di tribun ekonomi sisi selatan terlibat saling lempar dan baku hantam dengan tim Sabhara Polrestabes Surabaya dan Satuan Brimob Polda Jatim. Beberapa suporter mendapat perawatan medis akibat luka-luka pukulan maupun injakan.
"Kepala saya kena pukul, tapi tidak tahu siapa yang memukul. Ini karena situasi sedang kisruh dan saya berusaha menghindar. Padahal saya tidak ikut melempar, tapi jadi korban," ujar Erik, salah satu Bonek Ngagel.
Ia mengaku, kepalanya terpukul saat menyelamatkan seorang bocah perempuan yang terpisah dari orang tuanya. Bocah yang masih berusia sekitar lima tahun itu langsung diamankan ke pintu masuk tribun VIP.
Kerusuhan berimbas di luar stadion. Sebuah mobil sedan patroli nomor polisi X 1032-29 milik Satuan Sabhara Polrestabes Surabaya dirusak dan mengalami rusak berat. Seorang polisi yang berada di dalamnya mengalami luka serius dan dilarikan ke Rumah Sakit Polrestabes Surabaya untuk mendapatkan perawatan