REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Perminyakan Republik Islam Iran memperingatkan Uni Eropa bahwa warganya akan menanggung beban akibat sanksi minyak kelompok tersebut terhadap Tehran.
Rostam Qasemi kepada wartawan mengatakan, "Di masa lalu dan sebelum sanksi minyak terhadap Iran di berlakukan, kami memperingatkan negara-negara Eropa bahwa embargo minyak Iran akan merugikan mereka sendiri, dan sayangnya, saat ini warga Eropa hidup di bawah tekanan."
Hal itu dikatakan Qasemi di Wina, Austria, saat menghadiri Konferensi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebagaimana dilaporkan Fars News.
Pada 23 Januari, Uni Eropa menyetujui sanksi baru terhadap minyak Iran dan sektor keuangan. Sanksi-sanksi yang mulai berlaku pada 1 Juli mendatang dimaksudkan untuk mencegah negara-negara anggota Uni Eropa membeli minyak mentah Iran atau melakukan bisnis dengan Bank Sentral negara itu.
Lebih lanjut, Menteri Perminyakan Iran menandaskan, "Kami berulang kali menyatakan bahwa kekurangan minyak Iran di pasar internasional akan memiliki dampak yang sangat negatif pada negara-negara yang menerapkan sanksi anti-Iran dan dapat menimbulkan ketegangan situasi pasar."
Pada Rabu lalu, Qasemi juga memperingatkan bahwa mengembargo produsen minyak terbesar kedua bagi OPEC akan mengguncang pasar minyak dan merusak ekonomi global.
Sanksi baru keuangan dan embargo minyak yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Iran sejak awal tahun 2012, diadopsi dengan dalih tak berdasar bahwa ada aspek militer dalam program nuklir Teheran.