Selasa 19 Jun 2012 03:30 WIB

Uni Eropa Khawatir Kebijakan Pro-Islam Turki

Rep: Lingga Permesti/ Red: Hafidz Muftisany
Recep Tayyip Erdogan
Foto: Burhan Ozbilici/AP
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA-- Uni Eropa mengekspresikan kekhawatiran atas kebijakan pro islam di Turki. Mereka menuduh Turki menggunakan penyelidikan yang diduga melawan pemerintah sebagai alat untuk memenjarakan dan membungkam lawan politik. Selain itu, pemerintah Turki memperkenalkan pelajaran Alquran di sekolah umum padahal negara itu negara sekuler.

Langkah-langkan lain Turki yakni dengan menyerukan orang tua dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah agama Islam, meningkatkan tekanan pada orang yang mengkritik Islam dan membatasi aborsi.

Pada ajaran baru sekolah, partai berkuasa Tukri Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) memperkenalkan pelajaran Alquran. Bahkan, pada akhir sekolah dasar, banyak orang tua akan memilih keluar dari sistem pendidikan sekuler dan menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah agama Islam.

Sebelumnya, sekolah tersebut tidak bisa merekrut anak-anak di bawah usia 15 tahun, sekarang anak-anak berumur 11 tahun diizinkan untuk mengikutinya.

Menurutnya, ada kemungkinan juga televisi negara TRT menyiarkan saluran keagamaan dan meminta ruangan baru untuk membangun teater, gedung opera dan tempat penitipan bayi. "Serangkaian langkah tersebut menunjukkan bahwa kaum konservatif cenderung di atas angin dan tidak memiliki oposisi,"kata mantan Kepala Diplomasi Uni Eropa di Turki, Marc Pierini.

 

Sebelumnya, Turki menggodok RUU untuk membatasi aborsi. Rencana tersebut digulirkan beberapa hari setelah Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menganalogikan praktek aborsi dengan pembunuhan.

 

Komposer terkenal Turki dan pianis Fazil Say menghadapi pengadilan pada Oktober atas tuduhan menghina nilai-nilai agama dalam serangkaian tweet provokatif tentang Islam. Jika terbukti bersalah, dia bisa mendekam selama 18 bulan di penjara.

Pada bulan April, Say mengatakan kepada harian Hurriyet bahwa ia merasa benar-benar diasingkan oleh masyarakat Turki setelah ia menyatakan dirinya adalah seorang ateis.

 

Erdogan juga baru saja mengumumkan bahwa sebuah masjid raksasa yang akan dibangun di salah satu bukit Istanbul tertinggi. Masjid tersebut akan menjadi salah satu landmark kota yang paling terlihat. Pengumuman Erdogan tersebut banyak menuai kecaman karena menduga pemerintah memiliki agenda rahasia untuk mempromosikan Islam dan merusak tradisi sekuler Turki.

 

sumber : AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement