Jumat 13 Jul 2012 10:53 WIB

Iran: Hubungan Iran-Saudi tak Seharusnya Rapuh

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Seorang anggota parlemen berjalan di ruang sidang parlemen Iran
Foto: Reuters
Seorang anggota parlemen berjalan di ruang sidang parlemen Iran

REPUBLIKA.CO.ID, EHERAN -- Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, mengatakan hubungan Iran dan Arab Saudi tak harus menjadi rapuh. Sebab menurutnya hubungan Arab Saudi dengan Iran lebih dalam dari sekadar hubungan diplomatik. Hal tersebut disampaikan Larijani selama seminar mengenai Haji dan ekonomi di Teheran. Larijani menggaris bawahi pentingnya meningkatkan hubungan bilateral tersebut.

"Kami menyukai tanah Saudi dan tak harus menghambat hubungan baik antara Iran dan Saudi," ujar dia, seperti dilansir Alarabiya, Jumat (13/7). Ketua Parlemen Iran ini menambahkan bahwa mungkin ada ketegangan antara Teheran dan Riyadh. Namun, tak harus membuat hubungan bilateral keduanya rapuh. Menurutnya perbedaan ini harus diselesaikan dengan dialog dan negosiasi.

Larijani menegaskan, strategi Teheran untuk fokus pada upaya meningkatkan kerja sama berkesinambungan. Terutama dengan negara-negara Islam, khususnya Arab Saudi. Ia bahkan menyerukan untuk membentuk sebuah pasar Islam bersama.

Otoritas Amerika Serikat tahun lalu menuduh warga Iran membunuh duta besar Saudi di Washington. Iran membantah tuduhan tersebut dam menyatakan tuduhan dapat mengancam stabilitas di Teluk, tempat Iran dan Saudi sebagai dua kekuatan regional terbesar.

Selama ini AS dan sekutunya Israel terus menuduh Iran melakukan program senjata nuklir. Mereka mendesak negara-negara dunia untuk melakukan embargo minyak dan perbankan Iran. Iran membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan program nuklirnya bertujuan damai. Sebagai balasan terhadap embargo, Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur strategis untuk ekspor minyak.

Arab Saudi telah mengambil langkah untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz, termasuk membuka kembali pipa tua yang dibangun oleh Irak untuk melewati selat dan mengekspor minyak melalui Laut Merah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement