Sabtu 14 Jul 2012 18:56 WIB

Ini yang Membuat Indonesia Tergiur Pinjamkan Dana ke IMF

Rep: Nuraini/ Red: Heri Ruslan
Dana Moneter Internasional (IMF)
Foto: www.topnews.in
Dana Moneter Internasional (IMF)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemberian pinjaman dari Indonesia ke Dana Moneter Internasional (IMF) tak sekadar gagah-gagahan.

Indonesia juga mempertimbangkan aspek keuntungan dari pemberian pinjaman itu. Penempatan dana di IMF bisa menghasilkan bunga, sedangkan penyimpanan devisa di Bank Indonesia (BI) tak memberikan imbal hasil.

“Kalau kita tempatkan akan dapat bunga. Selama ini kalau kita tempatkan di BI tidak dapat bunga,” ujar Menteri Keuangan Agus Marto wardojo seusai rapat dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (11/7). Indonesia menerima bunga berbasis special drawing rights (SDR).

SDR merupakan cadangan aset internasional di IMF. Nilainya berdasarkan empat mata uang utama dunia, yakni dolar, euro, poundsterling, dan yen. Dalam situs IMF disebutkan, saat ini IMF membutuhkan 476,8 miliar SDR atau setara dengan 767 miliar dolar AS. Saat ini tersedia 238,4 miliar SDR. Indonesia sudah menyumbang 2,079 miliar SDR atau 0,87 persen.

Agus menambahkan, penempatan dana di IMF lewat pembelian obligasi sebesar satu miliar dolar AS merupakan bentuk partisipasi Indonesia terhadap krisis yang sedang dialami dunia. Menurut Agus, krisis saat ini tidak hanya akan berdampak kepada negara maju, tetapi juga negara berkembang.

Oleh karenanya, Indonesia sebagai negara anggota G-20 harus ikut bertanggung jawab dalam mengawasi perkembangan ekonomi dunia. “Dunia sedang krisis, akan berdampak juga kepada negara berkembang,” ujar Agus. Agus berkilah penempatan dana di IMF tidak melalui perjanjian bilateral demi keamanan pemanfaatan dana tersebut. Menurut dia, IMF bakal memberikan persyaratan ketat kepada negara-negara yang hendak mendapatkan kucuran dana sehingga tidak akan menimbulkan bahaya.

Direktur Grup Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah mengatakan, pinjaman dari Indonesia ke IMF baru bersifat komitmen. Penarikan pinjaman tersebut, kata Difi, akan bergantung pada kebutuhan IMF sehingga tidak akan langsung mengurangi cadangan devisa. Pinjaman dari Indonesia akan menjadi dana talangan bagi IMF mengatasi krisis ekonomi global.

Pinjaman ke IMF sempat dikhawatirkan akan mengurangi cadangan devisa yang jumlahnya menurun, yang selama ini digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Jumlah cadangan devisa pa da 29 Mei 2012 tercatat 106,502 miliar dolar AS, turun lima miliar dolar dari 1 Mei sebesar 111,5 miliar dolar AS.

Sejauh ini, ujar Difi, jumlah komitmen pinjaman yang sudah dikumpulkan IMF senilai 457 miliar dolar AS, termasuk komitmen dari Indonesia. Difi mengungkapkan, porsi Indonesia sangat kecil bila dibandingkan dengan kontribusi dari negara-negara lain. Kepentingan Indonesia terhadap peminjaman ini adalah mengamankan ekonomi global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement