Selasa 07 Aug 2012 14:31 WIB

Ethiopia, Negeri Penyelamat Para Sahabat (4-habis)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
  Masjid Kayu di Danakil, Ethiopia.
Foto: flickr.com
Masjid Kayu di Danakil, Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, Mereka mulai membanjiri wilayah perbatasan menuju Hijaz. Namun, ada juga yang tak mau taqiah tapi tetap menetap di Ethiopia.

Mereka yang memilih sikap untuk menunjukkan jati diri keislamannya itu lalu disebut penguasa sebagai pemberontak. Mereka adalah umat Islam yang tak mau kompromi dengan urusan tauhid dan iman.

Para ulama dan umat Islam pun bangkit menolak perlakukan Raja Yohanes IV. Ulama pertama yang angkat senjata melawan kebijakan penghapusan Islam dari Ethiopia itu adalah Ali Adam.

Ulama yang disegani itu memulai perjuangannya di Shawa. Bersama pengikutnya, dia dihadang tentara bentukan Raja Yohanes IV di Wahelo, kawasan sebelah barat laut danau Hayk. Di tempat ini Syekh Ali Adam dan pengikutnya syahid.

Setelah Syekh Ali Adam, muncul Thalha. Dia memimpin perlawanan terhadap pemaksaan pemurtadan. Dia juga yang menentang perintah membangun gereja yang ditujukan kepada umat Islam.

Pemberontakan mengakibatkan gereja yang dibangun umat Islam hancur berantakan. Kelompoknya juga berhasil mengalahkan pasukan kerajaan Yohanes yang dipimpin Ras Mikael.

Hingga kini umat Islam Ethiopia tengah berjuang untuk menuntut hak hidupnya sebagai umat beragama. Akankah toleransi dan saling hormat yang seperti yang diperlihatkan Rasulullah SAW dengan Raja Ethiopia, Najasyi, akan kembali hadir di negeri itu?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement