REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT, SUMUT - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara menyatakan bahwa kehalalan produk harus menjadi perhatian umat Islam. Kehalalan meliputi konsumsi makanan maupun minuman, baik meliputi benda, cara pengolahan maupun kemasan penyajian.
"Ummat Islam agar beroleh berkah hendaklah memperhatikan kehalalan dari segala yang masuk ke tubuhnya," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Utara Prof DR Haji Abdullah Syah MA, ketika melaksanakan safari Ramadhan di kantor MUI Kabupaten Langkat di Stabat, Rabu (8/8).
Dalam kesempatan itu, Ketua MUI Sumatera Utara mengungkapkan selain sisi kehalalan, juga upaya pembinaan terhadap penyedia layanan ayam potong, daging di sejumlah pasar swalayan, harus dilakukan. Termasuk juga kepada penyedia produk makanan, minuman lain yang diragukan proses pengolahannya karena sangat mungkin menggunakan produk yang tidak halal.
Akibatnya akan sangat berbahaya bagi kesehatan terutama dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri yang sudah dekat. "Sudah menjadi program MUI setiap produk yang berlabel halal dengan logo MUI atau terdaftar pada Dinas Kesehatan dan telah melalui kajian dan penelitian guna menghindari keraguan," katanya.
Kepada masyarakat yang merasa ragu atau mencurigai sesuatu makanan/minuman yang dijual bebas tidak halal, dapat mengadukannya ke MUI di masing-masing daerah agar memperoleh kepastian.
Menyinggung peran dan fungsi MUI, guru besar IAIN tersebut menyatakan bahwa MUI harus berperan dalam bidang penguatan aqidah, akhlak, ibadah serta memperkuat ukhuwah.
Dengan demikian bila terdapat indikasi munculnya aliran sesat di masyarakat, MUI harus segera menentukan langkah, sehingga ukhuwah tidak sempat goyah. Khusus kepada pengurus MUI, dia membekali kunci sukses dalam mengemban amanah umat.
"Jadilah ulama yang takut kepada Allah, maka semua makhluk akan tunduk kepada-Nya, jadilah ulama yang dicintai Allah, maka semua makhluk akan mencintai-Nya," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Langkat Haji Achmad Mahfudz menyampaikan terima kasih kepada tim safari ramadhan MUI Sumut. "Alhamdulillah kehadiran para ulama di Bumi Langkat akan memberikan keberkahan bagi daerah dan masyarakat kami," katanya.
Kegiatan safari Ramadhan MUI Sumatera Utara mengunjungi Masjid Syafiatul Amaliyah Hadiqoh Kwala Bingai, Masjid Nurul Huda Perdamaian, Masjid Al-Huda Pasar VII Kwala Bingai dan Musholla Al-Ikhlas Lingkungan II Perdamaian Stabat.
Rombongan tim masing-masing membawa 30 kain sarung bantuan MUI Sumut dan 50 helai kain sarung serta 18 buah buku Mutiara Ramadhan yang merupakan sumbangan infaq pribadi Ngogesa Sitepu.