Jumat 17 Aug 2012 05:01 WIB

Iran Jadi Tuan Rumah KTT Non Blok, AS-Israel 'Blingsatan'

Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland
Foto: VOA
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Tak lama lagi, Iran menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok yang akan digelar Agustus mendantang. Melihat Teheran bakal menggelar perhelatan penting internasional, seteru utamanya, Amerika Serikat tak tinggal diam,.

Amerika Serikat pada Kamis (16/8) memberitahu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon bahwa konferensi tingkat tinggi mendatang di Iran membawa "pesan aneh". Imbauan AS dikeluarkan setelah Teheran melaporkan bahwa pemimpin PBB itu akan hadir.

Media negara Iran memberitakan bahwa pemimpin PBB itu akan mengunjungi Teheran untuk menghadiri KTT Gerakan Non Blok (GNB) pada 30-31 Agustus. GNB yang beranggota 120 negara dibentuk pada Perang Dingin dengan tujuan  menolak aliansi yang berkiblat ke Washington dan Moskow.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland tidak mengeluarkan pernyataan yang mendesak Ban untuk tidak hadir. Namun,  mengatakan AS memandang Iran "empat yang tak cocok untuk pertemuan itu."

"Fakta bahwa pertemuan berlangsung di satu negara yang melanggar begitu banyak kewajiban internasional dan mengancam negara-negara tetangga...mengirim sinyal sangat aneh berkaitan dengan dukungan bagi tata internasional," kata Nuland kepada wartawan.

"Kami telah menyampaikan hal itu kepada negara-negara peserta. Kami juga telah menyampaikan poin ini ke Sekjen Ban Ki-moon," katanya.

PBB belum mengonfirmasi rencana lawatan Ban ke Teheran. Jika Ban tetap akan berkunjung ke Teheran, Amerika Serikat mengharapkan dia akan menggunakan lawatannya untuk menyampaikan poin mengenai keprihatinan besar AS sebagai satu masyarakat internasional.

Nuland merujuk pada resolusi-resolusi DK PBB yang memberlakukan sanksi-sanksi atas Iran karena tidak menghentikan pekerjaan pengayaan uranium.

Teheran menyatakan bahwa pengayaan dimaksudkan untuk energi sipil tetapi Israel dan sejumlah pejabat Barat percaya bahwa Iran berusaha membuat bom nuklir.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang tak pernah menghapus opsi serangan militer atas Iran, menyatakan pekan lalu dia memberitahu Ban melalui telepon bahwa kunjungan ke Teheran akan menjadi "kesalahan besar."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement