REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengatakan, "konspirasi" asing terhadap negaranya akan dikalahkan, sementara pasukannya dituduh melakukan pembantaian di sebuah kota dekat Damaskus, menewaskan ratusan orang.
"Rakyat Suriah tidak akan membiarkan konspirasi ini mencapai tujuannya, dan akan mengalahkannya dengan cara apapun," kata Assad pada pertemuan di Damaskus dengan seorang pejabat tinggi dari Iran, yakni sekutu regional Suriah.
Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, paling tidak 320 orang tewas dalam serangan lima hari di Daraya, sebuah kota satelit di barat daya ibukota, oleh tentara yang menumpas pemberontak.
Rekaman video menyeramkan yang dikeluarkan oposisi menunjukkan puluhan mayat terbakar dan berdarah berjajar di sebuah taman pekuburan, dan lainnya di ruangan sebuah masjid di Daraya.
Local Coordination Committees (LCC), sebuah jaringan aktifis di lapangan, melukiskannya sebagai "pembantaian" oleh rejim Assad dan mengatakan, banyak korban dieksekusi secara sumir dan mayat mereka dibakar.
Dalam reaksi pertama oleh sebuah negara besar, Inggris mengatakan, jika ditegaskan, pembantaian Daraya "merupakan kekejaman dengan skala baru".
Saluran televisi pro pemerintah Al Dunia mengatakan, "teroris" melancarkan serangan itu, sambil mewawancarai penduduk, termasuk anak-anak, dan menunjukkan sejumlah mayat berdarah yang bergeletakan di jalan.
Syrian Observatory for Human Rights juga melaporkan gempuran atau serangan udara di tempat-tempat lain di Suriah pada hari Minggu, termasuk Alepo dan Daraa, yang menjadi pusat pergolakan.
Sementara itu, ketua komisi kebijakan luar negeri Parlemen Iran, Aladin Borujerdi, berjanji, Teheran akan terus mendukung Suriah.
"Kami memandang keamanan Suriah sebagai keamanan kami," katanya di Damaskus, dimana ia bertemu dengan Assad dan wakil presiden Farouk al-Shara.
Shara terlihat berjalan dan berbicara dengan Borujerdi, mengakhiri spekulasi berminggu-minggu bahwa ia membelot ke pihak oposisi.