Jumat 07 Sep 2012 16:37 WIB

Bolehkah Wanita Menjadi Pemimpin? (2)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Adapun hadis kedua yang berbunyi "Ambillah sebagian agamamu dari Al-Khumaira (si Merah Muda, yakni Aisyah)” oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dikomentari sebagai berikut:

"Saya tidak mengenal sanadnya. Dan saya tidak pernah melihatnya dalam kitab-kitab hadis melainkan dalam “An-Nihayah” karya ibnul Atsir. Namun, dalam kitab ini pun beliau tidak menyebutkan orang yang meriwayatkannya.”

Al-Hafizh Imaduddin Ibnu Katsir mengatakan, ketika Imam Al-Mazi dan Adz-Dzahabi ditanya tentang hadis ini, ternyata keduanya tidak mengenalnya. Itulah tinjauan kita dari segi sanad dan perawi hadits.

Adapun kalau kita melihatnya dari segi matan dan topiknya, niscaya akal kita akan mengingkarinya, dan kenyataan pun akan menolaknya. Penolakan tersebut disebabkan hal-hal berikut:

1. Bagaimana mungkin Nabi SAW menyuruh kita mengambil sebagian (ajaran) agama ini dari Al-Khumaira (si Merah Muda), yakni Aisyah saja? Bagaimana dengan yang kita ambil dari para sahabat yang jumlahnya sekian banyak itu? Sebagian ajaran mana yang kita ambil dan sebagian ajaran mana yang kita tinggalkan?

2. Sebutan “Al-Khumaira” yang merupakan bentuk isim tashghir (untuk mengecilkan atau melemahkan arti) dari kata hamra’ (merah) adalah sebutan khusus Nabi untuk istri tertentu (Aisyah) dalam hal memerintahkan suatu pekerjaan tertentu.

Dengan demikian, perintah yang disebutkan dalam hadis tersebut bukan bersifat umum. Dan kenyataan menunjukkan bahwa para ulama Islam tidak mengambil sebagian ajaran agama ini dari Aisyah, bahkan seperempat atau sepersepuluhnya saja tidak, baik dari segi riwayat maupun dari segi dirayah (pengetahuan).

sumber : Fatawa Al-Qardhawi
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement