REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Aksi unjuk rasa besar-besaran terus berlangsung di berbagai negara terkait penentangan film anti-Islam yang diproduksi Amerika Serikat (AS). Dan, yang menjadi sasaran unjuk rasa adalah Kedutaan Besar (Kedubes) AS di beberapa negara Muslim.
Takut perwakilannya dijadikan sasaran demonstrasi, AS akan menutup kedubesnya di ibukota Thailand, Bangkok. Konsulat, di jalan utama di jantung ibukota Thailand, akan ditutup pada Selasa (18/9) siang. Hal itu disampaikan dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs Kedutaan Besar AS, Senin (17/9).
"Jumlah demonstran diperkirakan akan mengganggu lalu lintas di daerah tersebut," tulis pengumuman tersebut.
Juru bicara Kedutaan AS, Walter Braunohler mengonfirmasi demonstrasi yang direncanakan adalah bagian dari gelombang protes terhadap film anti-Islam yang diproduksi di Amerika Serikat. Demonstrasi telah diadakan di seluruh dunia Muslim, dengan pengunjuk rasa di beberapa negara berbaris di kedutaan AS dan membakar bendera AS.
Pada Selasa pekan lalu, Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens bersama dengan tiga pejabat lainnya tewas di Benghazi setelah bentrokan yang melibatkan sekelompok demonstran yang marah dekat gedung konsulat.
Demonstran di Iran, Sudan, Mesir, Yaman, Tunisia, dan banyak negara Muslim lainnya tumpah ke jalan-jalan setelah shalat Jumat dan mengutuk film yang menghina Nabi Muhammad (SAW). Washington telah mengevakuasi sebagian besar staf diplomatiknya dari Libya ke Jerman setelah serangan tersebut.