REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Prancis menutup Kantor Kedutaan Besar dan kantor-kantor resmi lainnya di sekira 20 negara muslim, Jumat (21/9) kemarin. Penutupan itu menyusul penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW oleh salah satu media Prancis, Charlie Hebdo.
Pada Rabu (19/9) kemarin, surat kabar Charlie Hebdo terjual habis. Mereka kemudian menerbitkan lagi 70 ribu eksemplar pada Jumat (21/9) bertepatan dengan Shalat Jumat.
Para pemimpin Muslim Perancis sangat mengutuk majalah tersebut. Namun, para ulama Prancis mengimbau kepada para jamaahnya untuk untuk tetap tenang dan tidak berbuat anarkis.
Pemerintah Tunisia melarang melakukan protes. Sebab, beberapa pemberitahuan protes telah menyebar di beberapa media sosial. "Ada beberapa kelompok yang merencanakan protes kekerasan usai Shalat Jumat," ujar Ali Larayedh, Menteri Dalam Negeri Tunisia, seperti dinukil BBC News, Jumat (21/9).
Kecemasan juga dirasakan di Kota Benghazi, Libya setelah sekelompok orang turun ke jalan. Mereka bermaksud mengecam ekstrimisme dan mendesak kelompok radikal dibubarkan. Hal ini terjadi setelah adanya serangan terhadap konsulat Amerika Serikat di Benghazi.