REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengakui jika dirinya tidak bisa melarang film 'Innocence of Muslims' yang mematik api kemarahan umat Islam dunia. Obama beralasan Konstitusi AS melindungi hak untuk bebas berbicara bagi warganya.
"Sebagai presiden dari negara kami, dan panglima tertinggi militer kami, saya menerima kecaman-kecaman keras setiap hari, dan saya selalu membela hak mereka untuk hal seperti itu," kata Obama kepada para pemimpin duia di Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, seperti dinukil AFP, Selasa (25/9) kemarin.
"Kecaman-kecaman dalam dua minggu belakangan ini bukan hanya satu kecaman terhadap AS. Itu juga satu serangan terhadap cita-cita yang menjadi dasar bagi pembentukan PBB-- gagasan bahwa rakyat dapat menyelesaikan perbedaan-perbedaan mereka secara damai," tambahnya.
Dalam masa jabatan pertamanya, Obama berusaha membangun hubungan baik dengan dunia muslim. Sayangnya, warisan perang-perang di Irak dan Afghanistan menghancurkan citra AS di mata umat Islam.