REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Pemerintah Saudi memperkenalkan sistem e-track monitoring dan juga sistem pemeriksaan di pintu-pintu masuk menuju Tanah Suci Makkah.
Hal ini untuk mengantisipasi masuknya calhaj ilegal ke Makkah. Selain itu, Pemerintah Saudi juga telah meluncurkan kampanye untuk menciptakan kesadaran diantara para calon jamaah haji dan menciptakan manajemen haji yang tertata dengan baik.
Ketua Komisi Haji Pusat, Pangeran Khaled Al-Faisal, mengatakan sistem ini untuk menghapus adanya calhaj yang masuk ke Tanah Suci Makkah tanpa dilengkapi oleh dokumen serta perizinan yang resmi.
“Selama beberapa tahun belakangan, masalah yang dihadapi oleh pengaturan jamaah haji adalah terkait dengan kepadatan, insiden desak-desakan, pendirian tenda-tenda darurat di pinggir jalan, akumulasi sampah yang menumpuk, dan juga kurangnya sanitasi,” ujarnya, seperti dilansir Arabnews, Ahad (30/9).
Menurut dia, kampanye ini mengangkat tema haji ibadah dan mengantarkan pada perilaku yang baik, tersebut bertujuan untuk menciptakan komunikasi diantara sesama calon jamaah haji.
Selain itu, dengan adanya kampanye ini diharapkan dapat mendorong kepada semua pihak untuk saling terintegrasi dan menyadari bahwa ibadah haji ini merupakan kepentingan bersama.
Kampanye ini melibatkan seluruh elemen, mulai dari seluruh calhaj termasuk warga masyarakat Saudi, para pedagang musiman, serta seluruh sektor formal yang mengurusi pelayanan haji. “Ini merupakan upaya untuk menarik kaum muda pria dan wanita di Makkah. Kaum muda memiliki kemauan untuk menjadi sukarelawan dalam berbagai pembangunan, sosial, dan aktivitas keagamaan,” ujar Khaled.