Senin 08 Oct 2012 07:56 WIB

Perlukah Bertobat dari Dosa-Dosa Kecil? (3-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: a7x-web.id
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sementara Qardhawi berpendapat bahwa memang ada yang berpendapat dosa-dosa itu tidak pasti dihapuskan.

Karena hadis-hadis yang mengatakan dosa-dosa kecil terhapuskan dengan amal-amal yang baik itu terikat dengan syarat memperbaiki amal.

Seperti terdapat dalam keterangan tentang wudlu dan shalat, yang keduanya menghapuskan dosa kecil.

Sementara dengan berdiam diri tanpa bertobat dan melakukan kebaikan, maka tidak terdapat amal yang baik yang mewajibkan dihapuskannya dosa.

“Atas dasar ikhtilaf yang disebutkan oleh Ibnu Athiah ini, terjadi ikhtilaf dalam masalah kewajiban tobat dari dosa-dosa kecil.” (Jami' Al Ulum wa Al-Hikam, 1/446, 447. Cetakan muassasah Risalah, Beirut.)

Namun, sebenarnya tobat diperintahkan kepada seluruh orang mukallaf. Dan seluruh kaum Mukminin diperintahkan untuk bertobat. Seperti disebutkan dalam ayat Alquran, "Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

Kami telah katakan bahawa ada orang yang bertobat dari dosa-dosa besar, ada yang bertobat dari perbuatan bid'ah, ada yang bertobat dari dosa-dosa kecil dan ada pula yang bertobat dari perbuatan yang syubhat.

Sementara itu, ada pula orang yang tobat dari kelalaian hatinya. Juga ada yang bertobat dari maqam yang ia tempati yang seharusnya ia naik ke maqam yang lebih tinggi. Dan ini adalah tobat Nabi SAW, seperti sabda Beliau, "Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah SWT, karena sesungguhnya aku bertobat kepada Allah SWT dalam sehari sebanyak seratus kali.”

sumber : Fatawa Al-Qardhawi
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement