Jumat 19 Oct 2012 05:15 WIB

Edisi Cetak Ditutup, Newsweek Jadi Format Online

Majalah Newsweek
Foto: Robert F. Bukaty/AP
Majalah Newsweek

REPUBLIKA.CO.ID, Majalah berita mingguan terkenal Newsweek akan menutup edisi cetaknya. Selanjutnya, majalah yang telah berkibar selama 80 tahun ini akan terbit dalam format online pada 2013. Namun, Newsweek akan menerbitkan edisi cetak terakhirnya pas di penghujung akhir 2012, yakni pada 31 Desember.

Pengumuman mengenai perpindahan dari cetak ke online itu disampaikan kepala editor dan pendiri The Newsweek Daily Beast Co., Tina Brown, Kamis (18/10). Sebelumnya, Kepala Perusahaan Newsweek, Barry Diller mengungkapkan, pada Juli lalu telah mengumumkan penerbitan itu telah melakukan evaluasi mengenai masa depan majalah berita mingguan.

'Migrasi' tersebut tentu berdampak pada sumber daya manusia (SDM). Terkait hal itu, Brown mengaku akan ada pengurangan jumlah karyawan. Mengenai berapa jumlah karyawan yang akan dipangkas, Brown enggan menjelaskan lebih lanjut.

Dalam publikasi online tersebut, lanjut dia, akan diberi nama Newsweek Global. Dengan begitu, akan menjadi satu-satunya edisi di seluruh dunia yang bisa diakses dengan berlangganan. Pemberitaan dalam format tablet juga akan disediakan.

"Newsweek Global, nama publikasi digital itu, akan menjadi satu-satunya edisi dunia yang menyasar pembaca yang sangat mobile, dan pengarah opini yang ingin mempelajari berbagai peristiwa di dunia dalam konteks yang canggih," tulis Tina Brown.

Majalah Newsweek selama ini dikenal sebagai salah satu majalah berita mingguan paling dikenal sekaligus dihormati di dunia. Majalah yang diterbitkan dari kota New York, Amerika Serikat (AS) ini ini dikenal sebagai nomor dua terbesar setelah Time dalam soal oplah dan pendapatan.

Pada 2003, sirkulasi majalah ini di seluruh dunia mencapai lebih dari 4 juta, termasuk 2,7 juta di AS. Pada 2010, oplah majalah itu turun menjadi 1,5 juta. 

Majalah ini selain terbit dalam edisi internasional bahasa Inggris, juga terbit dalam edisi sejumlah bahasa antara lain Jepang, Korea, Polandia, Spanyol, Arab dan Turki. Edisi Rusia majalah ini ditutup pada Oktober 2010.

Sejumlah kontroversi mengiringi perjalanan majalah berita mingguan Newsweek. Majalah inilah yang pertama kali melakukan investigasi untuk mengungkapkan tuduhan mengenai skandal sex Presiden Bill Clinton dengan Monica Lewinski yang terjadi di Gedung Putih. Namun liputan ini tidak diterbitkan dengan pertimbangan masalah etik.

Pasca-serangan 11 September, majalah ini mengeluarkan laporan utama berjudul 'Why They Hate America?', liputan terkenal dan menjadi kontroversi yang mengungkapkan kebencian di banyak belahan dunia Muslim atas AS. Edisi ini adalah salah satu yang paling banyak dibaca orang di dunia.

Sementara pada 2005 sebuah artikel di majalah ini menimbulkan kemarahan di dunia Muslim, karena mengungkapkan seorang interogator di penjara khusus teroris Guantanamo, memasukkan kitab suci Alquran ke dalam toilet. Liputan itu sendiri banyak dikritik karena narasumber anonim yang dipakai Newsweek tidak bisa dikonfirmasi.

Kejadian terkenal lain pada 29 November 2001, saat kolumnis dan editor Newsweek Fareed Zakaria ikut hadir dalam sebuah pertemuan dengan puluhan pengambil kebijakan, ahli Timur Tengah dan anggota berpengaruh dari lembaga penelitian yang membuat sebuah laporan yang ditujukan kepada Presiden George W. Bush. 

Ihwal pertemuan ini diungkap wartawan investigasi terkenal Bob Woodward dalam bukunya 'State of Denial: Bush at War, Part III.' Menurut Woodward, pertemuan ini digelar Paul D. Wolfowitz yang pernah menjadi duta besar AS untuk Indonesia dan kemudian diangkat Bush menjadi wakil Menteri Pertahanan. 

Hasil pertemuan ini disebut menjadi dasar pijakan politik AS ketika memutuskan untuk menginvasi Irak. Dalam pembelaannya belakangan, editor Newsweek Fareed Zakaria membela diri dengan mengatakan dia tidak diberitahu bahwa pertemuan itu akan menghasilkan rekomendasi bagi Presiden Bush.

sumber : AFP/ AP/Reuters/Dw.de
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement