REPUBLIKA.CO.ID, Sebelumnya, di awal-awal masuknya Islam, Tonga bermandikan uang untuk melakukan kegiatan dakwah.
Bantuan dana dari negara Muslim, seperti Libya dan Arab Saudi serta organisasi Islam, seperti Liga Muslim Fiji dan RISEAP mengalir deras.
Namun, banyak bantuan dana yang disalurkan ke Tonga diselewengkan. Alasan uang pulalah yang membuat sebagian penduduk Tonga pindah ke Islam.
Akhirnya, sulit mengetahui siapa yang pindah agama karena alasan uang dan siapa yang melakukannya atas keinginan sendiri.
Ada pula batasan konstitusional dalam masalah dakwah. Komisi Penyiaran Tonga (TBC) membuat kebijakan khusus tentang program agama yang boleh disiarkan di TV dan radio di Tonga.
Pemeluk agama apa pun boleh menyelenggarakan siaran radio atau televisi. Namun, diskusi agama selain tentang agama Kristen tidak diperbolehkan.
Tantangan nyata lainnya adalah keberadaan Ahmadiyah di tengah Muslim Tonga. Tidak ada yang tahu kapan kelompok ini dan bagaimana mereka bisa menyusup dalam komunitas Muslim di Tonga.
Yang jelas, Ahmadiyah telah memberikan dampak signifikan terhadap cara berpikir Muslim Tonga yang landasan Islamnya belum begitu kokoh. Mereka menyampaikan pesan yang salah tentang apa sesungguhnya Islam.
Atas segala tantangan yang dihadapi Tonga, telah sepantasnya bila umat Islam lainnya yang tersebar di seluruh dunia membantu Muslim di kerajaan kecil ini. Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda, “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang Mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.”