REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Lebanon Faddy Abboud akan menuntut sutradara "Homeland" karena salah menggambarkan kota Beirut di beberapa episode serial televisi tersebut.
Episode kedua musim terbaru serial "Homeland", menggambarkan teroris bertemu di Hamra Street, tempat pertemuan jaringan Hezbollah. Namun, pengambilan gambar episode itu dilakukan di Israel.
Menurut Abboud, episode tersebut tidak menggambarkan realita sebenarnya. "Itu tidak difilmkan di Beirut dan tidak menggambarkan Beirut yang sebenarnya," ujarnya, seperti yang dikutip dari BBC.
Ia mengatakan dalam episode itu diperlihatkan tentara-tentara berkeliaran di Hamra Street. Namun, sebenarnya Hamra Street dikenal sebagai lingkungan yang ramah dengan banyak toko dan cafe.
Ia khawatir, gambaran yang salah terhadap kota tersebut akan mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang.
"Film seperti ini akan merusak citra Lebanon - ini tidak adil bagi kami dan ini tidak benar," katanya kepada Majalah Eksekutif Beirut.
Ia mengatakan Beirut akan mengambil tindakan dengan menyurati sutradara dan produser film dan menuntut permohonan maaf. "Dan kami berencana untuk menuntut melalui jalur hukum," katanya dengan geram.
Namun, pihak Twentieth Century Fox menolak untuk berkomentar.
Izin syuting di Beirut sangat sulit didapatkan karena salah satu kreator serial itu Gideon Raff berasal dari Israel dan warga negara Israel dilarang memasuki Lebanon.
"Homeland" saat ini memasuki musim kedua, dan menuai sukses di Amerika Serikat. Serial ini disiarkan di lebih dari 20 negara lainnya. Kedua pemeran utama serial itu, Damian Lewis dan Claire Danes berhasil membawa pulang Piala Emmy.