Rabu 24 Oct 2012 22:42 WIB

Inilah Persiapan Wukuf di Arafah (2)

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah calon haji naik kendaraan mulai bergerak menuju padang Arafah.
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Sejumlah calon haji naik kendaraan mulai bergerak menuju padang Arafah.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 8 Dzulhijjah malam, jamaah haji bermalam di Mina, walaupun hal itu hanya merupakan istirahat biasa, tidak berkaitan dengan suatu ibadah tertentu.

Pada fajar pagi harinya, yakni hari kesembilan Dzulhijjah atau disebut juga Hari Arafah, jamaah haji hendaklah menunggu sebentar setelah shalat Subuh hingga matahari terbit, lalu berangkat menuju Arafah seraya mengucapkan;

"Allahumma ij’alha khaira ghadwatin ghadautuha qat, wa aqrabaha min ridhwanika, wa ab’adaha min sakhathik. Allahumma ilaika ghadautu, wa iyyaka rajautu, wa ‘alaika i'tamadtu, wa wajhaka aradtu. Faj‘alni mimman tubahi bihil yauma man hua khairun minni wa afdhal."

Artinya, "Ya Allah, jadikanlah pagi ini sebagai pagi hari yang paling baik bagiku, paling dekat dengan keridhaan-Mu dan paling jauh dari kemurkaan-Mu. Ya Allah, kepada-Mu aku menuju, dari-Mu aku berharap, kepada-Mu aku bersandar, keridhaan-Mu-lah yang kuinginkan. Maka masukkanlah aku ke dalam kelompok orang- orang yang hari ini Engkau banggakan di hadapan para hamba-Mu yang lebih baik dan lebih utama dariku."

Kemudian, apabila telah sampai di Padang Arafah, disunahkan untuk menuju Masjid Namirah. Biasanya para petugas dan pemandu haji sudah menyediakan tenda dan kemah-kemah di sekitar Namirah. Di dekat Masjid Namirah itulah, Rasulullah SAW mendirikan kemah beliau waktu haji.

Disunahkan juga untuk mandi dan membersihkan badan setelah sampai di Namirah. Hal tersebut sangat dianjurkan dengan tujuan agar tubuh fit dan bersih saat melakukan wukuf nantinya. Kondisi Padang Arafah yang panas dan terik matahari yang menyengat juga bisa diantisipasi dengan mandi sebelum melakukan wukuf.

Apabila telah masuk waktu shalat Dzuhur, imam masjid Namirah akan membacakan khutbah singkat lalu duduk. Pada saat itu, muazin mulai mengumandangkan azan, bersamaan dengan pembacaan khutbah kedua oleh imam.

Selesai azan, dilanjutkan dengan ikamat, dan shalat Dzuhur yang di jamak dengan shalat Ashar. Pelaksanaannya juga diqashar, sehingga menjadi dua rakaat untuk shalat Dzuhur dan dua rakaat untuk shalat Ashar. Pelaksanaannya dilakukan dengan dua kali azan dan dua kali ikamat. Selesai shalat, para hujjaj tersebut langsung berangkat menuju tempat wukuf.

sumber : Rahasia Haji dan Umrah oleh Abu Hamid Al-Ghazali
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement