Rabu 31 Oct 2012 09:32 WIB

Badai Sandy dan Pembuktian Obama (1)

Presiden Obama bersiap memberikan pernyataan di depan wartawan, Senin (29/10) terkait Badai Sandy.
Foto: AP PHOTO
Presiden Obama bersiap memberikan pernyataan di depan wartawan, Senin (29/10) terkait Badai Sandy.

REPUBLIKA.CO.ID, Badai Sandy telah menghancurkan sebagian Pantai Timur Amerika. Kini Barack Obama harus mengelola krisis. Hanya satu pekan sebelum pemilu, presiden dipaksa membawa peran baru sebagai komandan tertinggi penanggulangan bencana. Kegagalan dalam tugas ini bisa berakibat pada posisinya.

Bahkan sebelum badai menghantam Pantai Timur Amerika, Presiden Barack Obama ingin menunjukkan bahwa ia siap, ia mampu memimpin negara itu melewati krisis, tepat delapan hari sebelum pemilu presiden AS pada 6 November nanti.

"Ini akan menjadi badai sangat besar dan kuat," ujar Obama pada Senin (29/10). Ia menyatakan telah berbicara dengan para gubernur negara-negara bagian yang paling terdampak dan peringatan juga telah disampaikan kepada Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA).

Makanan dan pasokan air bersih telah disiapkan, Obama menekankan. Ia menegaskan pula dalam waktu krisis, Amerika harus tetap bersatu bersama. Obama mengatakan negara ini siap menghadapi badai kali ini.

Peran Presiden AS saat ini adalah manajer situasi krisis. Obama, menurut analisa Der Spiegel, 30 Oktober, melakukan apa yang diharapkan rakyat Amerika sebagai presiden ketika badai superkuat seperti Sandy menerjang. Secara demonstratif, ia meminggirkan urusan politik dan beraksi sebagai petinggi pencegah bencana.

Ketika seorang wartawan bertanya, "Bagaimana dengan dampak terhadap pemilu?", jawaban presiden masih dengan penuh semangat tapi bijaksana dan tidak egois, "Pemilu bisa mengurus dirinya sendiri pekan depan," ujarnya. "Saat ini prioritas utama adalah memastikan kami menyelamatkan jiwa orang-orang."

Penanganan Obama terhadap bencana ini justru bisa menentukan hasil pada pemilu nanti. "Badai menjadi ujian terbesar Obama dalam beberapa hari ke depan, dan membuat debat di Denver lawan Romney tak lebih dari permainan anak-anak,' tulis profesor sejarah dan hubungan publik, Julian Zelizer, dari Universitas Princetown, untuk CNN. Seperti diketahui, Obama kalah dalam debat pertama lawan Mitt Romney di Denver dan memberi lawannya dorongan tak terduga dalam kampanye.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement