REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Badai Sandy yang menghantam AS Selasa kemarin membawa kerugian hingga triliunan rupiah.
CNN mengabarkan, total kerusakan properti dan bisnis diprediksi mencapai USD 10 hingga 20 miliar atau sekitar Rp 100 hingga 200 triliun.
Nilai kerugian tersebut diduga akan membawa kerugian perusahaan asuransi. Angka kerugian diprediksi lebih tinggi hingga USD 30 miliar.
Menurut perkiraan perusahaan IHS Global Insight, hingga badai usai kerugian kerusakan sebanyak USD 20 miliar atau sekitar Rp 200 triliun sementara kerusakan bisnis mencapai USD 10 hingga 30 miliar atau sekitar Rp 100 hingga 300 triliun.
Namun perusahaan lain, AIR Worldwide memprediksi kerugian hanya sebesar USD 15 miliar atau Rp 150 triliun.Prediksi jumlah kerugian tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan badai Katrina di tahun 2005 yang membawa kerugian USD 108 miliar atau sekitar Rp 1.080 triliun.
Jika diperingkat, badai kali ini hanya menduduki peringkat tujuh kerugian terbesar setelah bencana Katrina tahun 2005, Ike tahun 2008, Andrew tahun 1992, Wilma tahun 2005, serta Ivan dan Charley ditahun 2004.