REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --- Badai Sandy yang menghantam pesisir timur Amerika Serikat (AS) saat Selasa (30/10) mereda. Menyisakan kondisi yang tidak mudah dibenahi. Tercatat sedikitnya 40 orang tewas, Rabu (31/10).
Sepanjang pesisir timur masih dalam kondisi gelap. Sekitar delapan juta pelanggan belum mendapatkan pasokan listrik Kota New York sendiri masih mengalami lumpuh. CNN News mengatakan, tidak kurang dari dua juta rumah kehilangan daya listrik. Di sini setidaknya 22 orang tewas, terbanyak dari semua kawasan yang terkena badai berkecepatan 140 kilometer per jam ini.
Layanan transportasi massal belum bisa beroperasi dalam beberapa hari mendatang. Stasiun kereta bawah tanah masih digenangi air. Kebutuhan air bersih pun mulai dirasakan di New Brunswick, New York. Para pekerja mencoba memulihkan jalur kereta bawah tanah.
Instalasi listrik adalah pembenahan utama. Pemulihan jalur kereta juga dikebut, mengingat lima juta warga di kota itu menggantungkan kereta sebagai alat transportasi utama. Beberapa ruas jalan yang mengarah ke jembatan-jembatan di Kota New York yang semula ditutup, telah kembali dibuka. Tetapi jalur terowongan Lincoln yang menghubungkan New York dan New Jersey dari bawah Sungai Hudson belum dibuka.
Bandara Internasional John Kennedy dan Bandara Internasional Newark Liberty kembali membuka layanan Rabu (31/10) pagi waktu setempat. Bursa saham Wallstreet dan Nasdaq melakukan langkah serupa.
Gubernur New Jersey, Chris Christie, mengatakan membutuhkan waktu sepekan mengembalikan saluran listrik ke Jersey. Genangan air merusak setidaknya 65 unit lokomotif dan 257 gerbong kereta. "Masih ada kerusakan besar di setiap jalur rel New Jersey," kata Christie, seperti dikutip CNN, Rabu (31/10).
Warga Jersey mengatakan sudah kalis menghadapi badai. Tetapi menurut mereka, Badai Sandy sangat mengagetkan, dan tidak terduga melihat dampaknya. Bahkan, Presiden Barack Obama memutuskan menghentikan kampanye politiknya. Dia memilih bergabung bersama Christie dan memantau langsung kondisi negara bagian terparah hantaman badai.
Dari markas Palang Merah di Washington, Obama mengatakan tetap akan berada di sisi korban bencana. Dia menyebut situasi negaranya dalam 24 jam terakhir adalah menyedihkan. "Amerika bersama anda. Ini adalah pilu bagi seluruh bangsa," kata presiden, seperti dilansir The New York Times, Selasa (30/10).
BBC News mencatat biaya pembersihan puing, sampah, dan pembenahan akibat badai diperkirakan mencapai 40 miliar dolar AS. Tetapi jumlah tersebut lebih kecil dari ongkos pembangunan kembali dampak Badai Katrina yang terjadi 2005 lalu.