Jumat 02 Nov 2012 16:30 WIB

Muslim Hidup Leluasa di Kosta Rika (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Muslim Kosta Rika usai melaksanakan shalat di Islamic Center Kosta Rika, Calle Blancos, Distrik Guadalupe.
Foto: ticotimes.net
Muslim Kosta Rika usai melaksanakan shalat di Islamic Center Kosta Rika, Calle Blancos, Distrik Guadalupe.

REPUBLIKA.CO.ID, Meski kebanyakan Muslim tidak berasal dari Kosta Rika, kebebasan mereka untuk menjalankan ibadah sangat dihargai.

Pada 2003, mereka diperkenankan membangun sebuah masjid di San Jose. "Tidak seperti di negara lain, tidak ada konflik agama di Kosta Rika.

Bahkan ketika Muslim memutuskan untuk membangun masjid, tidak ada protes dari warga setempat. Orang Kosta Rika bisa menerimanya dengan baik," ujar Sasa.

Masjid tersebut menjadi pusat kegiatan agama bagi Muslim Kosta Rika. Setiap akhir pekan, umat Islam setempat datang untuk mendalami Islam. Di masjid ini pula, dibuka kelas untuk mengkaji Islam pada Sabtu dan kelas bahasa Arab setiap Ahad. 

Literatur Islam Masih Minim

Di Kosta Rika dan negara-negara Karibia lainnya memang belum banyak literatur yang mampu menjelaskan Islam secara mendalam. Umat Islam di wilayah tersebut sudah merasa cukup beruntung dengan memiliki Alquran terjemahan bahasa lokal yang diterbitkan pada awal 1990.

Alquran ini diterjemahkan ke dalam bahasa Papiamento atau Papiamentu, salah satu bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kepulauan Karibia. Penerjemahan Alquran ini disponsori oleh pengusaha Muslim di Cruzao, Naser Hakim.

Pekerjaan menerjemahkan itu membutuhkan waktu tujuh tahun dengan melibatkan sekitar 25 penerjemah dan ahli bahasa. Menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Papiamento ternyata bukan persoalan mudah. Sebab, terkadang sulit menemukan padanan kata bahasa Arab ke dalam bahasa Papiamento yang tidak memiliki kosakata cukup banyak.

Di tengah keterbatasan itu, Muslim Kosta Rika berusaha menampilkan Islam sebagai agama yang sarat ajaran positif.

"Kami menjalankan ibadah dengan baik dan meningkatkannya saat Ramadhan. Kami belajar toleransi, menghargai dan mengasihi sesama makhluk hidup," kata Sasa. Dengan demikian, diharapkan akan semakin banyak warga setempat yang tertarik menjadi Muslim.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement