REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hingga dua hari menjelang pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS), Presiden Barack Obama masih unggul atas penantangnya, Mitt Romney dari kubu Partai Republik.
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dirilis Ahad (4/11) waktu setempat, Obama tetap mendapatkan perlawanan ketat dari Romney. Ohio diprediksi akan menjadi penentu semua negara dengan suara mengambang (swing state) sebelum kampanye politik tuntas.
Seperti dilansir Aljazirah, dari total elektoral yang dibutuhkan sejumlah 277 suara, perolehan suara elektoral Obama berjumlah 253 suara. Ia hanya membutuhkan 17 suara lagi untuk menuju Gedung Putih. Obama diuntungkan dengan adanya delapan swing state.
Sementara itu Romney, dengan menyisakan jumlah swing state yang sama, jauh tertinggal dan membutuhkan 64 suara elektoral dari 206 perolehan suara sementara.
Jajak pendapat yang dirilis Reuters Ahad menunjukkan kemenangan tipis bagi Obama di Ohio. Dari 3.805 suara yang disaring, 48 persen di antaranya dikatakan akan memilih Obama, terpaut satu persen dibandingkan Romney.
Kemenangan Obama di Ohio akan mengakhiri spekulasi Partai Republik untuk mendepak Obama dari Gedung Putih. Dengan 18 suara elektoral yang diperoleh Obama dari Ohio akan menjadikan suara elektoral kesuluruhan Partai Demokrat menjadi 278, cukup untuk mempertahankan kursi kepresidenanan.
Peta politik di delapan negara swing state memang berubah sejak pemilu 2008, ketika Obama pertama kali mencalonkan diri sebagai presdien.
Pada pemilu empat tahun silam, Partai Demokrat menang mutlak hampir di semua negara bagian yang menjadi swing state, seperti Florida, Ohio, Colorado, Nevada, Virginia, Iowa, New Meksiko, Nort Caroline, new Hampshire, dan Indiana. Sedangkan pada pemilu 2000 dan 2004 Partai Republik mendominasi semua swing state tersebut.