REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) telah meminta untuk membeli lebih dari 7,6 miliar dolar AS teknologi pertahanan rudal Amerika Serikat.
Pesanan-pesanan itu, menurut Pentagon, Selasa (6/11), untuk peralatan buatan Lockheed Martin yang secara rinci dokumen-dokumennya disiar Senin malam secara online oleh Badan Keamanan Kerja sama Pertahanan. Disebutkan bahwa informasi itu telah disampaikan ke Kongres AS.
Dilaporkan AFP, Qatar meminta dua unit Terminal High Altitute Area Defence (THAAD), pembelian 12 perangkat peluncur, pencegat 150, serta beberapa unit radar, peralatan lainnya, suku cadang dan pelatihan, semua bernilai sekitar 6,5 miliar dolar AS.
Uni Emirat Arab telah meminta untuk membeli 48 rudal THAAD dan sembilan peluncur, serta suku cadang dan pelatihan, dengan total 1.135 miliar dolar AS, sesuai dengan aturan kedua. Sistem THAAD ini dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik, termasuk yang membawa senjata pemusnah massal.
Pentagon merekomendasikan penjualan yang diusulkan, dan mengatakan teknologi akan memperkuat keamanan regional dan mengurangi ketergantungan kedua negara kepada pasukan AS. Qatar, UEA, dan negara-negara Teluk lainnya yang kaya minyak telah mengincar negara terdekat Iran dengan meningkatnya ketegangan atas program nuklir kontroversial Teheran.
Amerika Serikat mempertahankan kehadiran besar militernya di Teluk dan telah menjual miliaran dolar senjata dalam beberapa tahun terakhir ke Arab Saudi serta sekutu negara-negara Teluk.
Pada Desember 2011 Amerika Serikat menandatangani kesepakatan senilai hampir 30 miliar dolar As untuk penjualan jet tempur F-15 ke Arab Saudi dalam sebuah langkah kemungkinan ditujukan untuk melawan Iran.