Rabu 07 Nov 2012 18:09 WIB

'Perempuan Kunci Kemenangan Obama'

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Fernan Rahadi
Presiden Barack Obama didampingi keluarganya melambaikan tangan kepada para pendukungnya usai berpidato di Chicago, Rabu (7/11).   (AP/Charles Rex Arbogast)
Presiden Barack Obama didampingi keluarganya melambaikan tangan kepada para pendukungnya usai berpidato di Chicago, Rabu (7/11). (AP/Charles Rex Arbogast)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA  --  Terdapat banyak faktor yang menjadi kunci bagi kemenangan Barack Obama atas Mitt Romney dalam Pemilu Presiden AS 2012, salah satunya adalah suara perempuan. Pengamat dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Philips J Vermonte, mengatakan kebijakan Obama tentang jaminan kesehatan dan timur tengah telah memikat para pemilih dari kaum hawa.

"Romney menantang Obama seperti kebijakan Health Care serta jaminan pensiunan hari tua. Republik mengajukan sebaliknya yang memberikan ketidakpastian warga. Mungkin itu yang membuat warga lebih dipilih. Kemudian kebijakan Obama lain, kebijakan Timur Tengah Obama juga sangat diapresiasi," ujar Vermonte disela acara nonton bareng pengumuman pemilu AS yang dihelat kedubes AS di Indonesia, Rabu (7/11).

Dua kebijakan tersebut, menurut Vermonte, sangat menarik hati para pemilih wanita terutama ibu-ibu. Perempuan yang mendominasi pemilih tersebut sangat tersentuh dengan kebijakan Obama yang memang sangat berdekatan dengan mereka.

"Obama didukung perempuan, ibu-ibu. Mereka jauh lebih sensitif pada jaminan kesehatan dan pensiun. Kebijakan Obama seperti penarikan pasukan dari Timur Tengah juga diapresiasi ibu-ibu yang kehilangan anak-anak mereka dalam perang. Dua hal itu yang mengungguli Obama dari Romney. Dia mampu mengangkat kelompok masyarakat yang membentuk voter," tuturnya.

Berdasarkan jajak pendapat CNN, pemilih AS dari gender wanita sebanyak 53 persen. Sementara pria hanya 47 persen. Dalam jajak sementara, Obama memenangkan pemilu AS dengan memperoleh suara Electoral sebanyak 303 sementara Romney 206.  Obama juga memenangkan popular vote dengan 50 persen sementara Romney 48 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement