REPUBLIKA.CO.ID, Tak ada tindakan diskriminatif yang dirasakan penganut agama minoritas, termasuk Muslim.
Siapa kini yang tidak kenal Seychelles. Setelah Pangeran William dan istrinya Kate Middleton memilih negara kepulauan tersebut sebagai tujuan bulan madu mereka, Seychelles menjadi salah satu tujuan wisata favorit sejumlah turis kaya.
Tapi, siapa sangka di negeri yang menjadi salah satu magnet wisata dunia ini, Islam bisa tumbuh. Kini, setidaknya terdapat 900 orang Muslim atau 1,1 persen dari populasi Seychelles yang mencapai 86.525 orang.
Seychelles merupakan negara kepulauan di pinggang benua Afrika dan dikelilingi Samudra Hindia. Islam telah menyebar di Samudra Hindia sejak lama, jauh sebelum kepulauan elok bernama Seychelles ditemukan orang Eropa.
Islam baru masuk ke Seychelles setelah pelaut Austronesia dan pedagang Arab mengunjungi wilayah ini untuk pertama kalinya.
Seychelles sejak dulu memang telah menjadi titik transit untuk perdagangan antara Afrika dan Asia. Bahkan, pulau-pulau tersebut kadang digunakan oleh bajak laut.
Prancis mulai mengambil kendali atas pulau ini pada 1756 ketika Kapten Nicholas Morphey meletakkan batu kepemilikan. Sementara, nama Seychelles berasal dari Jean Moreau de Séchelles, menteri keuangan Raja Louis XV.
Pulau Mahe adalah pulau terbesar, di antara 115 pulau di kepulauan ini dengan luas total 455 kilometer persegi. Selanjutnya, permukiman Prancis terbentuk pada 1770.
Banyak pulau tetangga di selatan Samudra Hindia, termasuk Komoro, Maladewa, dan Zanzibar, memiliki pengaruh Islam jauh lebih besar karena kolonisasi mereka dengan umat Islam, sebelum penjajahan Eropa. Mauritius juga memiliki populasi Muslim yang jauh lebih besar karena kedatangan tenaga kerja dari India dengan skala besar.