REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Belanda dan Jerman dapat mengirimkan rudal Patriot ke sekutu NATO Turki untuk membantu membela perbatasan negaranya dengan Suriah, kata Kantor Berita Belanda, ANP, Ahad (18/11). Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Belanda, Jeanine Hennis-Plasschaert.
Turki mengatakan pada awal pekan ini bahwa pihaknya telah mengintensifkan pembicaraan dengan sekutu-sekutu NATO tentang cara untuk menopang keamanan perbatasannya sepanjang 900-kilometer (560 mil) dengan Suriah setelah bom mortir ditembakkan dari Suriah mendarat di wilayahnya. "NATO tidak ada apa-apa," kata ANP.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Belanda mengatakan, "Tidak ada permintaan, tetapi Belanda dan Jerman adalah satu-satunya negara di Eropa yang memiliki rudal Patriots." Menteri Belanda berbicara kepada rekan Jerman-nya pekan lalu tentang kemungkinan pengiriman rudal itu.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan pada Sabtu bahwa NATO akan mempertimbangkan permintaan apapun dari Turki dan menegaskan bahwa Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman adalah negara-negara yang memiliki rudal Patriot yang sesuai.
Turki secara resmi akan meminta NATO pada Senin untuk menyiapkan rudal di perbatasannya dengan Suriah karena kekhawatiran tentang tumpahan dari perang saudara di negara tetangganya itu, kata surat kabar Jerman Sueddeutsche Zeitung pada Sabtu.
NATO mengatakan, pihaknya akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan membela Turki. Turki mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan sekutu-sekutu NATO-nya tentang kemungkinan penyebaran rudal Patriot permukaan-ke-udara.
Duta besar NATO harus mempertimbangkan permintaan apapun dari Turki dan mereka melakukan pertemuan rutin mingguan pada Rabu. Para menteri pertahanan dan luar negeri Uni Eropa akan berada di Brussels, Senin (19/11) untuk menghadiri satu pertemuan.