REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tidak tersisanya lagi target serangan militer rezim Israel di Gaza memaksa mereka mengerahkan tim spionase untuk menentukan target baru. Namun demikian, gerakan perlawanan Palestina menyuplai Shabak dengan informasi-informasi salah dan berhasil mengelabui mereka.
Situs Fars News mengutip kantor berita al-Majed, Selasa (20/11), melaporkan rezim Israel di tahun-tahun pasca perang tidak mampu meng-update database target serangannya di Gaza. Namun, mereka juga mengklaim memiliki database terkait informasi akurat letak landasan peluncuran roket dan gudang persenjataan serta markas pemimpin gerakan perlawanan Palestina.
Salah seorang aparat keamanan Gaza, Abu Ibrahim, mengaku pernah diminta oleh agen rahasia Israel, Shabak, dan sejumlah mata-matanya untuk mengidentifikasi letak landasan peluncuran roket. Abu Ibrahim juga pernah diminta menunjukkan gudang-gudang senjata brigade perlawanan Palestina.
Salah satu percakapan seorang tentara Israel dengan mata-matanya berhasil direkam gerakan perlawanan Palestina. Isinya diketahui bahwa Shabak tidak mampu mengidentifikasi dengan akurat sasaran mereka di Gaza.
Abu Ibrahim mengatakan bahwa gerakan Shabak di Gaza tidak berhasil maksimal. Pasalnya, mata-mata mereka yang berhasil ditangkap pejuang Palestina terhitung banyak. Selain itu, gerakan perlawanan Palestina berhasil mengelabui mereka dengan informasi-informasi salah melalui sejumlah kanal khusus mereka di dalam agen spionase tersebut.