REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Putra mantan Perdana Menteri (PM) Israel Ariel Sharon, Gilad Sharon menyatakan Israel harus "meratakan Gaza". Dia mengibaratkan cara ini dilakukan sama seperti saat Amerika Serikat (AS) menghacurkan kota Hiroshima, Jepang lewat bom atomnya pada 1945 lalu.
Seperti dikutip dari Jerussalem Post, Gilad mengatakan militer Israel harus memusnahkan atau kembali menempati Jalur Gaza yang terkepung. ''Seharusnya tidak ada listrik, bensin, kendaraan dan tidak ada apapun di Gaza. Lalu mereka benar-benar akan meminta gencatan senjata,'' kata Gilad.
Gilad juga meminta rezim Tel Aviv untuk meningkatkan taktik agresif terhadap warga Palestina di wilayah pesisir. ''Ini dilakukan jika tidak ada kemenangan yang signifikan dan kami sudah kehabisan waktu,'' lanjut Gilad seperti dikutip dari Press TV, Rabu (21/11).
Seperti diketahui, gelombang baru agresi Israel di Jalur Gaza telah dimulai sejak (14/11) lalu. Serangan itu telah menewaskan sedikitnya 135 warga Gaza tewas dan 1100 orang lainnya terluka. Militer Israel memang kerap melakukan serangan udara dan serangan lainnya di Jalur Gaza.
Negara zionis ini mengklaim tindakan agresi itu dilakukan sebagai upaya defensif. Namun, pada kenyataannya, banyak warga sipil tak berdosa tewas menjadi korban dari serangan tersebut. Wilayah Gaza sendiri telah diblokade sejak 2007. Akibat pemblokadean itu, menyebabkan penurunan standar hidup, tingginya tingkat pengangguran tinggi, dan kemiskinan.