REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Abdul Bari Atwan, analis dan penulis terkemuka Arab, menyatakan Israel mengalami kekalahan terbesarnya dalam agresi ke Jalur Gaza.
Far News Agency, Rabu (21/11), melaporkan tulisan artikel Atwan yang dimuat al-Quds al-Arabi. "Israel dalam perang di Gaza gagal mencapai tujuannya. Bahkan, dampaknya kontraproduktif mengingat muqawama Palestina menang baik di sisi militer maupun politik,'' tulis Atwan dalam artikelnya seperti dikutip Far News.
Atwan mengatakan PM Israel, Benyamin Netanyahu, mampu berkuasa dengan memberikan dua janji utama. Pertama adalah Israel tidak akan berunding dengan Hamas maupun Jihad Islam Palestina. Kedua, Israel akan menghancurkan pemerintahan Hamas di Gaza.
Netanyahu gagal memenuhi janjinya tersebut. Kesepakatan gencatan senjata menjadi bukti nyata atas kegagalan Netanyahu tersebut.
"Agresi ke Gaza menjadi kekalahan paling telak dalam sejarah perang antara Israel dan Arab," tulis Atwan. ''Sejak awal pembentukan rezim ilegal Zionis, ini pertama kalinya Israel harus mengemis untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata serta solusi damai krisis sekarang.''
"Cukup mengherankan upaya-upaya diplomatik Israel sekarang. Ini mengingat rezim Zionis tidak pernah menghormati solusi diplomatik dan lebih mengutamakan logika kekuatan dan kekerasan," tegasnya.