REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekelompok pria bersenjata dari kelompok separatis menculik tiga prajurit pemerintah di Provinsi Adh-Dhalea, Yaman selatan, Jumat malam (23/11), kata seorang pejabat keamanan kepada Xinhua.
Ketiga prajurit pemerintah tersebut diculik oleh beberapa pria bersenjata yang memakai topeng dan diduga berasal dari faksi bersenjata pro-pemisahan diri Gerakan Selatan di dekat satu pos militer di Provinsi Adh-Dhalea, kata pejabat keamanan lokal yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
"Pria bersenjata sekseionis menerobos ke dalam tempat militer dan menangkap ketiga prajurit itu saat mereka sedang tidur," kata sumber keamanan tersebut.
Penculikan itu dikonfirmasi oleh seorang perwira Angkatan Darat dari Brigade Lapis Baja Ke-35 di Adh-Dhalea, kata Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu malam. Beberapa sumber pro-pemisahan diri, Gerakan Selatan, tak bisa dimintai komentar.
Yaman Selatan dan Utara bersatu secara damai pada 1990, tapi hubungan memburuk pada 1994. Seruan bagi pemisahan diri di wilayah Yaman selatan muncul lagi pada 2007.
Warga Yaman selatan telah mengeluh mereka disisihkan, terutama sejak mereka kalah dalam perang saudara empat bulan pada 1994.
Protes pro-pemisahan diri telah meningkat di Yaman selatan, di tengah memburuknya situasi ekonomi di Yaman dan tuduhan diskriminasi, yang menguntungkan warga Yaman utara.
Keprihatinan telah meningkat sejak konflik di Yaman selatan menciptakan negara yang tak stabil, tempat Al Qaida dapat dengan bebas beroperasi untuk memperoleh tempat berpijak.