REPUBLIKA.CO.ID, Sanksi Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang dijatuhkan kepada Iran atas program nuklirnya mungkin menjadi cemeti bagi Iran untuk terus melanjutkan program yang kontroversial tersebut. Sebagaimana diungkapkan kepala Organisasi Energi Atom Iran, Fereydoun Abbasi-Davani, Iran akan terus melanjutkan proyek nuklirnya dengan memperbaiki kualitas uraniumnya.
Saat ini Iran telah menghadapi tuntutan internasional untuk menghentikan pengayaan uranium ke level 20 persen. Soalnya, tingkat kemurnian yang dicapai program nulir Iran sudah sangat tinggi, demikian juga tuntutan agar Teheran menutup pabrik pengayaan Fordow.
Namun, seperti dilaporkan Arabnews, Davani menyatakan tidak akan mempedulikan tuntutan tersebut. Program nuklir yang dipimpinnya akan terus meningkatkan produksi dari dua jenis bahan bakar reaktor nuklir dengan menggunakan 20 persen uranium yang telah diperkaya. Program nuklir tersebut akan lebih mengkhawatirkan dunia Internasional jika pengembangan dari program tersebut berujung pada pembuatan bom atom.
Hubungan diplomasi Iran dengan negara-negara kuat dunia (AS, Cina, Rusia, Prancis, Jerman, dan Inggris) telah menemui jalan buntu sejak Juni bulan lalu yang berakhir tanpa adanya suatu terobosan atau kata sepakat. Rencananya, setelah terpilihnya Barack Obama, perundingan tentang program nuklir Iran tersebut akan diselenggarakan lagi.