REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN Salah satu situs bersejarah, yakni makam para aulia (ulama) pengembang Agama Islam di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara mengalami kerusakan. Situs tersebut dihantam arus Sungai Sirahar, akibat banjir yang melanda daerah tersebut.
"Makam aulia berlokasi di Desa Kinali, Kecamatan Barus tergerus banjir sepanjang 386 meter, dan hampi roboh," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuul Tengah (Tapteng), Bonaparte Manurung ketika dihubungi dari Medan, Sabtu (1/12).
Kota Barus terletak di pinggir Pantai Barat Pulau Sumatera. Barus pernah menjadi pusat peradaban pada abad 1-17 M sehingga menjadi salah satu tujuan wisata serta bagi para peneliti arkeologi Islam, baik dari dalam dan luar negeri.
Di Kecamatan Barus terdapat 44 makam aulia (ulama) yang sangat berjasa dalam membangun dan mengembangkan Islam di kawasan itu. Bonaparte mengatakan, makam aulia mengalami kerusakan cukup parah, saat terjadinya banjir di Kecamatan Barus, Minggu (11/11).
Makam tersebut hampir hanyut diterjang arus Sungai Sirahar, akibat banjir yang terjadi di daerah tersebut. Bahkan, menurut dia, bangunan makam bersejarah pendiri Agama Islam tersebut, tidak kokoh lagi akibat terus dihantam banjir.
Apalagi, jelasnya, bangunan makam aulia itu sudah berusia cukup tua dan mencapai ratusan tahun. "Jadi, jika makam tersebut terus dilanda banjir dan terjadinya abrasi, dikhawatirkan akan hancur. Bukti peninggalan bersejarah di Barus akan hilang," ucap dia.
Dia mengatakan, bangunan bersejarah tersebut, harus tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya, sehingga tidak hilang akibat dihantam bajir. "Bupati Tapanuli Tengah, Raja Bonaran Situmeang juga prihatin melihat kondisi makam aulia, ketika meninjau tempat bersejarah itu di Desa Kinali," kata Bonaparte.