Selasa 04 Dec 2012 20:09 WIB

Cahaya Islam di Negeri Samurai (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Imam Ahlulbayt Islamic Centre Tokyo, Syekh Ibrahim Sawada.
Foto: blogspot.com
Imam Ahlulbayt Islamic Centre Tokyo, Syekh Ibrahim Sawada.

REPUBLIKA.CO.ID, Lonjakan penganut Islam juga terjadi selepas krisis minyak pada 1973.

Ketika terjadi krisis minyak, media massa Jepang semakin kerap menerbitkan berita tentang negara-negara penghasil minyak di kawasan Arab dan juga dunia Islam. Hal ini membuat masyarakat Jepang semakin mengenal Islam.

Pendirian masjid

Kian banyaknya komunitas Muslim membuat kebutuhan akan tempat ibadah kian meningkat. Tak heran, jika kemudian berdiri sejumlah masjid. Masjid pertama berdiri di Kobe pada 1935.

Tiga tahun kemudian, dibangun sebuah masjid di Tokyo. Saat ini, terdapat sekitar 40 masjid di seluruh Jepang. Di negara ini, masjid memiliki beberapa fungsi.

Selain untuk shalat berjamaah, juga menjadi tempat untuk melaksanakan aktivitas keagamaan, sosial, bahkan tempat untuk membahas masalah perekonomian.

Tidak banyak orang Jepang yang menjadi imam masjid, kecuali Syekh Ibrahim Sawada, yang menjadi imam pada Ahlulbayt Islamic Centre di Tokyo.

Lembaga-lembaga Islam juga dibentuk untuk memperluas kerja sama antara kaum Muslim dan penduduk Jepang. Kerjasama yang dijalin antara lain dalam bentuk pengadaan buku-buku agama dan pengenalan kebudayaan Islam.

Pengadaan buku-buku agama menjadi sangat penting mengingat hingga saat ini literatur Islam yang diterjemahkan dalam bahasa Jepang belum banyak. Hal ini menjadi kendala utama penyebaran agama Islam di Jepang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement