Jumat 07 Dec 2012 17:54 WIB

Sana as-Sulamiyyah, Kisah Perempuan Pilihan (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Ilusgtrasi
Foto: blogspot.com
Ilusgtrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Suka cita dipinang Rasul menjadi penyebab kematiannya.

Kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW memang istimewa. Para pendamping hidup Rasulullah adalah perempuan pilihan. Akhlak mereka unggul.

Dan keterpilihan Ummul Mukminin, demikian sering disebut adalah sebuah risalah suci. Hal ini pula yang menempatkan istri Rasulullah berada di posisi yang mulia.

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.” (QS. Al-Ahzaab [33]: 32).

Al-Hafidz al-Iraqi menyebut jumlah istri Nabi yakni 12 orang. Pendapat lain mengatakan 11. Selisih jumlah ini disebabkan oleh status Mariyah al-Qibthiyah.

Apakah, perempuan yang berasal dari Mesir itu diposisikan sebagai istri ataukah budak yang diperistri (malak yamin). Mayoritas sepakat keseluruhan berjumlah 11 orang.

Dengan perincian, enam berasal dari suku Quraisy, yaitu Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zam'ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Ummu Salamah, dan Ummu Habibah.

Sedangkan istri yang berasal dari luar suku Quraisy ada empat, yaitu Zainab binti Jahsy, Juwairiyyah binti al-Harits, Zainab binti Khuzaimah, dan Maimunah binti al-Harits. Sedangkan istri non-Arab ialah Shafiyyah binti Huyay.

Praktik pernikahan yang dijalani oleh Rasulullah adalah kekhususan yang terbatas. Hanya Nabi SAW yang boleh melakukannya.

Ini seperti ditegaskan dalam ayat, “Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri- istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki, yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu.”

“Dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan Mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang Mukmin.” (QS. Al-Ahzab [33]: 50).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement