REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta 2012 merupakan ajang pemanasan mesin-mesin politik menjelang pemilihan umum 2014 nanti. Hal ini, menurut Yunarto, terlihat dari nama-nama 'besar' yang diajukan oleh partai-partai politik untuk bertarung dalam pilkada DKI.
Gubernur Fauzi Bowo yang maju kembali diusung Partai Demokrat. Foke akan berkompetisi dengan Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan yang dinilai kader terbaik Partai Golkar untuk posisi ini.
Selain itu, Fauzi juga akan ditantang oleh Joko Widodo, Walikota Solo yang dinilai sukses dan telah menjadi tokoh nasional, yang diusung oleh PDIP dan Gerindra. "Partai-partai ingin mengukur bagaimana mesin politik mereka berjalan. Itulah kemudian muncul nama-nama luar biasa itu," katanya.
Ia menambahkan, pilkada DKI dinilai partai-partai menjadi ajang yang tepat mengukur mesin politiknya mengingat Jakarta merupakan ibu kota negara dan miniatur Indonesia.
"Oleh karena itu, dalam pilkada Jakarta, partai-partai ingin memperkuat kepercayaan dirinya sebelum kemudian berlaga di pemilu 2014 nanti," katanya.