REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bakal calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid menyebut anggaran untuk memenangkannya dalam pemilihan kepala umum daerah (pemilukada) DKI Jakarta tahun ini mencapai Rp. 53 miliar.
Angka ini, sebut Hidayat, mengacu pada anggaran PKS kala mengusung Adang Daradjatun dan Dani Anwar pada pemilukada lima tahun lalu. "Mengacu pada 2007, anggarannya sebesar itu," tuturnya kepada wartawan saat ditemui selepas peluncuran buku Tifatul Sembiring, Sepanjang Jalan Dakwah di Jakarta, Sabtu (7/4).
Anggaran tersebut, lanjutnya, akan bersumber dari berbagai lini. Selain tentunya dari dirinya beserta pasangannya Didik J. Rachbini. "Untuk memenangkan pemilukada ini, dana akan berasal dari kami, donatur, anggota DPR maupun anggota DPRD dari PKS," ungkapnya.
Tim sukses Hidayat-Didik disebutnya telah membuka rekening untuk memudahkan penyaluran dana. Meski begitu, mantan ketua MPR tersebut mengaku belum bisa membuka sumber-sumber yang dimaksud. "Kami masih bakal calon. Jika sudah ditetapkan sebagai calon, pasti akan kami buka," ucapnya.
Hidayat memastikan, pihaknya akan mengikuti ketentuan yang ada terkait asal muasal dana tersebut. Ketentuan tersebut antara lain sumbangan untuk perorangan tidak boleh melebihi Rp. 50 juta. Sedangkan untuk perusahaan tidak boleh melebihi Rp. 350 juta.
Selain itu, mantan ketua MPR tersebut menjamin, dana yang akan digunakannya kali ini akan berasal dari sumber yang halal. Tidak berasal hasil-hasil yang dilarang seperti korupsi maupun pencucian uang (money laundring). "Harus halal," tegasnya.