REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu macet dan banjir menjadi salah satu langganan jualan para calon gubernur DKI pada Pemilukada DKI, termasuk di tahun ini. Mereka telah mengungkapkan ke publik keyakinan bisa mengatasi masalah tersebut.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, masalah macet di DKI bukan semata masalah DKI, tapi juga masalah pusat. “Kalau kendaraan bermotor dikeluarkan terus, sementara daya tampung jalan-jalan tetap, bagaimana? Mau dibuang keluar DKI? Kota-kota lain juga sudah ketularan macet, seperti Bandung, Bogor, Banten, Semarang, dan Surabaya,” katanya di Jakarta, Jumat (4/5).
Menurutnya, masalah banjir juga bukan tanggung jawab pemerintah provinsi DKI saja. “Banjir itu menyangkut koordinasi daerah. Jadi harus ada political will dari pusat tidak hanya domain DKI saja. Namun tentu harus maksimal diperjuangkan, tidak bisa dijanjikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, pengasuh pondok pesantren Al-Hikam ini mengatakan, mengatasi macet di banjir tak bisa dilakukan secara instan. Karena itu, butuh program lintas periode kepemimpinan di DKI. “Lima tahun saja tak akan beres. Setidaknya butuh waktu 10-15 tahun. Itu pun dengan syarat ada campur tangan pemerintah pusat,” tuturnya.
Soal cagub yang didukung, Hasyim mengakui bahwa Fauzi Bowo telah datang pada acara pengajian di Pesantren Al-Hikam Depok yang diasuhnya untuk minta doa restu dan dukungan di hadapan ratusan ulama DKI yang hadir. “Tentu saya dukung, karena dia orang baik. Yang lain tidak minta dukungan. Bagaimana saya dukung, jangan-jangan malah tidak memerlukan, karena saya penduduk Depok bukan penduduk DKI,” katanya.